Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan kinerja negatif di kuartal pertama 2024. Rugi bersih perseroan membengkak menjadi U$9 juta atau Rp147,35 miliar (kurs Rp16,374 per dolar AS) dari yang sebelumnya US$1 juta seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah.
Pada kuarta I 2024, Delta Dunia Grup mencatatkan pendapatan sebesar US$426 juta, meningkat sebesar 4 persen secara tahunan (YoY). Kinerja Grup ini sejalan dengan kinerja operasional berupa peningkatan 1 persen pengupasan tanah (overburden/OB) removal dan volume batu bara, dengan pertumbuhan dua digit di Australia.
Meskipun menghadapi tantangan seperti curah hujan tinggi yang tak terduga di Indonesia yang mempengaruhi produktivitas, perseroan mampu mencapai target volume sepanjang 2024. Stabilnya OB removal di tengah kondisi cuaca buruk mencerminkan ekspansi site yang sedang berlangsung dan kesiapan strategis grup perusahaan.
Di sisi lain, EBITDA Grup tumbuh 8 persen (YoY) menjadi US$80 juta terdorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya. Hal tersebut juga meningkatkan margin EBITDA perusahaan dari 20,8 persen di kuartal I 2023 menjadi 21,6 persen di kuartal I 2024.
Grup perusahaan juga mencapai penurunan biaya operasional sebesar 9 persen dari US$24 juta pada kuartal pertama 2023 menjadi US$22 juta pada kuartal I 2024. Demikian pula, laba operasional mencapai US$16 juta, meningkat 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski demikian, DOID melaporkan rugi bersih sebesar US$19 juta, melonjak US$18 juta atau ribuan persen dibandingkan kerugian pada periode yang sama 2023. "Hal ini terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs sebesar US$17 juta akibat depresiasi rupiah dan Dolar Australia," kata manajemen perseroan.