Jakarta, FORTUNE - Emiten pengelola waralaba restoran KFC, yakni PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan pengelola restoran Pizza Hut, yakni PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) kompak mencatat kenaikan rugi bersih hingga kuartal III-2023.
Salah satu penyebabnya adalah adanya pembengkakan beban meski realisasi penjualan keduanya tumbuh.
Pada sembilan bulan pertama 2023, Fast Food Indonesia, misalnya, mencatatkan pendapatan Rp4,61 triliun, naik 7,03 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,31 triliun.
Pendapatan bersih perseroan tersebut berasal dari penjualan makanan-minuman pihak ketiga Rp4,60 triliun, penjualan konsinyasi Rp17,26 miliar, dan jasa layanan antar Rp2,07 miliar.
Meski begitu, perusahaan mengantongi rugi bersih Rp152,41 miliar hingga kuartal III-2023, naik tajam dari periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp17,16 miliar.
Laporan keuangan perusahaan menunjukkan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 6,35 persen menjadi Rp1,72 triliun seiring meningkatnya pendapatan.
Tumbuhnya pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan beban pokok penjualan menyebabkan perseroan masih mampu mencatat laba kotor Rp2,89 triliun, atau tumbuh 7,46 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Kendati demikian, meningkatnya beban penjualan dan distribusi, beban umum dan beban operasi lain menekan kinerja perseroan hingga akhirnya mencatat rugi usaha Rp146 miliar.
Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, FAST masih mampu membukukan laba usaha Rp20,48 miliar.
Di sisi lain, meningkatnya beban keuangan perseroan semakin menekan kinerja perseroan.
"FAST mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan Rp195 miliar dan rugi periode berjalan selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2023 sebesar Rp152 miliar," demikian keterangan manajemen perusahaan dalam laporan yang dikutip Kamis (2/11).