Jakarta, FORTUNE - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), emiten penerbangan BUMN, mencatatkan rugi bersih US$143,70 juta atau setara Rp2,39 triliun pada semester I-2025. Angka ini naik 41,37 persen jika dibandingkan dengan capaian pada periode sama tahun lalu yang senilai US$101,65 juta atau setara Rp1,69 triliun.
Penyebab naiknya kerugian adalah penurunan pada departemen pendapatan usaha perseroan 7,14 persen menjadi US$1,54 miliar atau setara Rp19,75 triliun, dibandingkqn US$1,62 miliar atau setara Rp21,27 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Penerbangan berjadwal masih menjadi penopang pendapatan dengan kontribusi US$1,18 miliar, sementara penerbangan tidak berjadwal menyumbang US$205,83 juta.
Beban usaha perseroan justru turun 1,82 persen menjadi US$1,50 miliar dibandingkan US$1,53 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Beban operasional penerbangan menjadi beban terbesar senilai US$765,43 juta, meski turun dari US$839,12 juta Pada periode sama tahun lalu.
Sementara itu, beban pemeliharaan dan perbaikan naik menjadi US$318,96 juta dari US$257,57 juta pada periode sama tahun lalu. Beban kebandaraan dan beban pelayanan penumpang masing masing mencapai US$118,64 juta dan US$105,65 juta.
Sementara itu, keuntungan dari selisih kurs juga melemah menjadi US$5,40 juta dari US$22,76 juta.
Dari sisi neraca keuangan, total aset perusahaan turun 1,57 persen secara tahunan menjadi US$6,51 miliar. Total ekuitas perseroan juga naik 11,04 persen menjadi US$1,49 miliar.
Liabilitas perseroan naik 0,51 persen menjadi US$8,01 miliar dari US$7,97 miliar.
Sementara itu, tahun ini Garuda berupaya memperbaiki kinerja keuangannya, Salah satunya melalui target penambahan tujuh unit pesawat sepanjang 2025.
Target tersebut ditetapkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menangkap pertumbuhan pasar. Secara jangka panjang, perseroan menargetkan memiliki 100 unit pesawat hingga 2029.
Sementara itu, dari sisi traffic penerbangan, Garuda menargetkan dapat melayani 12,2 juta penumpang pada tahun ini atau setara 11,6 persen pangsa pasar.
Saham GIAA justru terbang 9 poin atau 10 persen menuju posisi Rp99 dihadapkan dengan kabar tersebut.