Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Industri Energi (WINNER), meluncurkan Solar Water Heater (SWH) SR100S1. (dok. WIKA)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Industri Energi (WINNER), meluncurkan Solar Water Heater (SWH) SR100S1. (dok. WIKA)

Intinya sih...

  • PT WIKA gagal capai kuorum dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi dan Sukuk terkait penyelesaian sukuk jatuh tempo.

  • Rapat membahas instrumen Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I, II, III, dan IV Wijaya Karya, namun belum mencapai keputusan final.

  • WIKA akan melanjutkan diskusi dengan pemegang obligasi, sukuk, dan wali amanat untuk mencari kesepakatan yang dapat diterima semua pihak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - PT WIKA gagal mencapai kuorum dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Sukuk (RUPSU) terkait penyelesaian sukuk jatuh tempo. RUPO dan RUPSU tersebut digelar untuk lima surat utang pada 28 dan 29 Agustus 2025.

Adapun, kelima surat utang tersebut yakni, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020, Obligasi dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Wijaya Karya Tahap I Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022.

Ngatemin, Corporate Secretary WIKA mengatakan bahwa RUPO dan RUPSU tersebut difokuskan pada persetujuan pengesampingan pemenuhan rasio keuangan meliputi urrent ratio, gearing ratio dan interest service coverage ratio atas laporan keuangan 2023 dan 2024.

Namun demikian, perseroan belum bisa mengambil keputusan final karena kuorum persetujuan dari paemegang obligasi maupun sukuk tersebut belum tercapai.

Hal serupa uga terjadi pada pembahasan rapat Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 seri A yang telah jatuh tempo pada 18 Februari 2025. Keputusan terkait sukuk tersebut juga tertunda karena kuorum rapat tidak terpenuhi. WIKA pun menyatakan akan melanjutkan diskusi dengan pemegang obligasi, sukuk, dan wali amanat untuk mencari kesepakatan yang dapat diterima semua pihak.

Meski demikian, Ngatemin menegaskan perseroan tetap konsisten melakukan pemenuhan kupon dan imbal hasil sesuai dengan nilai dan jadwal yang disepakati.

WIKA juga berupaya menjalankan transformasi melalui 8 substream penyehatan seperti restrukturisasi keuangan, peningkatan tata kelola dan manajemen risiko, percepatan collection period, penurunan operating expense, perbaikan portofolio order book dan beberapa upaya lain.

Upaya tersebut telah menunjukkan hasil positif dengan penurunan utang berbunga sebesar Rp2,65 triliun serta penurunan utang usaha Rp660 miliar.

“Di tengah tantangan yang dihadapi sektor konstruksi, hingga saat ini WIKA berupaya melakukan pemenuhan kewajiban kepada stakeholders serta melakukan perkuatan fundamental. Perseroan juga akan terus menjalin komunikasi dengan para stakeholders untuk mencapai kesepakatan terbaik bagi seluruh pihak” ujar dalam keterangan resmi, Rabu (3/9).

Editorial Team

EditorEkarina .