Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
RUPST ESSA 2025.JPG
RUPST ESSA. (Dok. ESSA)

Jakarta, FORTUNE - Emiten energi dan kimia, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), menyetujui pembagian dividen senilai Rp10 per saham untuk tahun buku 2024.

Pada Rabu (16/4) sore, saham ESSA ditutup melemah 3,94 persen ke harga Rp610, dari harga penutupan hari sebelumnya, yakni Rp635. Jika mengacu pada harga di akhir perdagangan hari ini, maka tingkat yield dividen ESSA adalah 0,02 persen.

Secara total, dividen ESSA itu bernilai Rp172,26 miliar atau dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, pada 28 Maret 2024, ESSA membayarkan dividen final tunai senilai Rp5 per saham. Total dividennya saat itu adalah Rp86,13 miliar.

Keputusan tersebut didukung oleh upaya deleveraging yang signifikan dan posisi kas ESSA senilai US$63 juta, setelah semua kewajiban keuangan rampung.

"Kombinasi antara peningkatan margin dan langkah deleveraging yang signifikan telah memungkinkan kami untuk membagikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen lebih besar," kata Presiden Direktur dan CEO ESSA, Kanishk Laroya, Rabu.

Sembari terus menjaga operasi yang stabil dan efisien, ESSA pun memulai rencana pertumbuhan. Itu sejalan dengan upaya demi menjadi pelaku utama dalam transisi menuju keberlanjutan.

Salah satunya, dengan menargetkan penyerapan karbon sekitar 1 juta ton CO₂ per tahun yang akan perseroan mulai pada kuartal IV 2028. Tujuannya, mentransformasi pabrik amoniaknya.

Selanjutnya, perseroan baru saja mengumumkan proyek Sustainable Aviation Fuel (SAF) terbaru melalui anak perusahaannya, PT ESSA SAF Makmur (“ESM”). "ESM akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi hingga kurang lebih 200.000 metrik ton SAF per tahun, dengan target operasi komersial pada Q1 Tahun 2028," kata Kanishk.

Editorial Team