Jakarta, FORTUNE - Saham Apple turun hampir 3,6 persen ke level terendah dalam tujuh pekan terakhir pada Selasa (4/1), setelah pada 2023 sahamnya mencetak rekor dengan lonjakan hingga 50 persen.
Laman Fortune, Rabu (4/1), memberitakan bahwa seorang analis Barclays, Tim Long, melabeli saham Apple dengan peringkat “underweight” karena lemahnya permintaan terhadap produk perusahaan tersebut—seperti iPhone—pada 2024.
Dengan pelemahan itu, dia memproyeksikan harga saham Apple bisa anjlok sekitar 13 persen menjadi US$160 dalam waktu 12 bulan ke depan.
Dalam rilisnya, Long mengatakan penjualan iPhone 15 bakal lesu khususnya untuk pasar Cina lantaran ada larangan untuk pejabat pemerintah negara tersebut menggunakan produk Apple karena masalah keamanan.
Dia juga memperkirakan penjualan iPhone 16, yang akan dirilis pada September bakal lebih lemah dari perkiraan.
“Kami tidak melihat fitur atau peningkatan yang mungkin membuat iPhone 16 lebih menarik,” katanya.
Meskipun penurunan peringkat Barclays memicu jatuhnya harga saham Apple, ada beberapa faktor lain yang membuat perusahaan berada dalam tekanan.
Pertama, setelah saham Apple melonjak hampir 50 persen tahun lalu, investor mungkin akan melakukan alokasi ulang pada sebagian modalnya dari perusahaan tersebut tahun ini.
“Tahun baru membawa penundaan pengambilan keuntungan dan reposisi manajer portofolio yang bermotif pajak,” demikian CEO Navellier & Associates, Louis Navellier, kepada Bloomberg.