Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi plant PT Samator Indo Gas Tbk. (Dok. Samator Gas)
Ilustrasi plant PT Samator Indo Gas Tbk. (Dok. Samator Gas)

Intinya sih...

  • Laba bersih Samator Indo Gas Tbk (AGII) turun 65 persen menjadi Rp24,20 miliar pada semester I-2025.

  • Penurunan laba disebabkan oleh peningkatan biaya penjualan dan biaya umum administrasi.

  • Volume penjualan gas industri meningkat, total aset naik menjadi Rp8,21 triliun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Emiten produsen gas industri, PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), mencatatkan laba bersih Rp24,20 miliar pada semester I-2025, turun 65 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp69,14 miliar.

Wakil Direktur Utama AGII, Imelda Harsono, menyatakan penurunan tersebut disebabkan oleh peningkatan biaya penjualan dan biaya umum administrasi.

“Seperti biaya distribusi, biaya sewa, dan asuransi tangki dan silinder,” ujarnya pada paparan publik AGII secara virtual, Senin (13/10).

Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan, AGII membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,41 triliun, yang mengalami peningkatan 2,1 persen (YoY) dibandingkan dengan Rp1,33 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan volume penjualan gas industri mendorong meningkatnya pendapatan.

Sementara itu, dari posisi keuangan, total aset pada enam bulan pertama 2025 tercatat mencapai Rp8,21 triliun rupiah, meningkat 2,7 persen (YoY). Ekuitas perseroan juga meningkat 0,5 persen menjadi Rp3,77 triliun.

Total liabilitas juga meningkat 4,6 persen (YoY) menjadi Rp4,43 triliun.

“Hal ini disebabkan adanya fasilitas syndicated bank loan yang sudah tersedia,” katanya.

Sementara itu, belanja modal yang telah diserap perusahaan selama semester I-2025 adalah Rp222,98 miliar.

Perseroan memiliki total 58 pabrik dan 103 stasiun pengisian yang tersebar di 29 provinsi di Indonesia. Samator Indo Gas memiliki pangsa pasar sekitar 40 persen dalam produsen gas industri pada 2024.

Sebelumnya, perseroan mengalami peningkatan harga saham cukup signifikan pada awal Oktober, yang menyebabkan sahamnya mengalami suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan 7 Oktober 2025.

Sahamnya telah keluar dari suspensi pada 8 Oktober 2025, tapi kembali disuspensi pada 9 Oktober 2025 hingga saat ini.

Saham AGII telah melesat 1.215 poin atau 165,31 persen dalam sebulan belakangan.

Perseroan memastikan tidak memiliki andil ataupun campur tangan dalam pergerakan harga saham tersebut.

“Peningkatan harga saham yang signifikan dan peningkatan volume transaksi sepenuhnya menjadi hasil keputusan investasi dari setiap investor dan telah mengikuti mekanisme pasar yang berlaku umum di Indonesia,” kata Imelda.

Editorial Team