Jakarta, FORTUNE - Perusahaan investasi terafiliasi Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) meraup pendapatan dividen pada semester I 2023 sebesar Rp 1,5 triliun, naik 9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Meski begitu, perseroan mencatatkan rugi bersih Rp12,21 triliun bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih mencatat laba Rp3,31 triliun.
Direktur Keuangan Saratoga, Lany D. Wong mengatakan, pada periode ini harga saham di sejumlah portofolio Saratoga mengalami penurunan, seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Hal ini kemudian berdampak pada nilai NAV dan posisi laba rugi perusahaan. Namun demikian, nilai kerugian yang tercatat pada semester I 2023 ini sebagian besar merupakan kerugian yang belum direalisasikan dan hanya tercatat di laporan laba rugi.
“Sebagai perusahaan investasi, Saratoga selalu melakukan penyesuaian nilai setiap portofolio secara mark to market. Dengan posisi likuiditas perusahaan yang kuat, kami optimis bahwa strategi investasi dapat dieksekusi secara optimal dan memberikan nilai tambah yang maksimal bagi pemegang saham, baik melalui peningkatan nilai NAV perusahaan maupun distribusi dividen,” kata Lany dalam keterangan tertulis, Senin (31/7).
Nilai investasi portofolio Saratoga yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (listed company atau Tbk), dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari peningkatan inflasi, suku bunga, dan pergerakan harga komoditas. Saratoga pun mengaku siap dengan strategi yang komprehensif dan terukur untuk menghadapi situasi yang menantang.