Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Lahan perkebunan kelapa sawit (Pexels/Pok Rie)
Lahan perkebunan kelapa sawit (Pexels/Pok Rie)

Intinya sih...

  • PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) akan akuisisi saham PT Sawit Mandiri Lestari seharga Rp1,6 triliun.

  • Akuisisi ini untuk ekspansi dan keberlanjutan jangka panjang.

  • Perseroan mencatat kinerja keuangan solid pada semester I-2025.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berencana mengakuisisi 98.328 saham atau 63,40 persen kepemilikan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Sawit Mandiri Lestari dari PT Citra Borneo Indah, dengan harga Rp1,6 triliun.

Perusahaan yang berbasis di Kalimantan Tengah tersebut akan meminta persetujuan pemegang saham atas aksi itu melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 30 Oktober 2025.

Manajemen perseroan memaparkan aksi akuisisi tersebut merupakan bagian dari strategi ekspansi dan keberlanjutan jangka panjang. 

“SML menawarkan potensi besar untuk memperkuat rantai pasok, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas usaha perusahaan di industri perkebunan kelapa sawit yang strategis,” demikian manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi, Rabu (24/9).

Perseroan menyatakan aksi korporasi tersebut telah mempertimbangkan sejumlah faktor seperti kedekatan lokasi aset perusahaan yang diakuisisi dengan fasilitas perseroan, sehingga dapat mempersingkat waktu dan mengurangi biaya angkut.

Selain itu, akuisisi dapat memberikan sejumlah manfaat bagi perseroan, seperti jaminan ketersedian bahan baku tandan buah segar (TBS) dan crude palm oil (CPU) untuk mendukung operasionalisasi grup. 

Hal ini dapat meningkatkan volume produksi atas TBS dan CPO untuk memenuhi kebutuhan internal dan memperkuat pasokan perseroan. Selain itu, dengan usia tanaman yang lebih muda, hal ini dinilai  dapat mengurangi risiko penurunan produktivitas.

Akuisisi juga dapat mendukung peningkatan kapasitas hilir, khususnya rencana perusahaan yang diakuisisi untuk meningkatkan kapasitas olahan CPO dari 2.500 metrik ton (MT) menjadi 4.000 metrik ton (MT) dengan target operasi 2026.

Dari sisi keuangan, perseroan membukukan kinerja keuangan solid pada semester I-2025. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan meningkat 39,78 persen menjadi Rp7,19 triliun pada 6 bulan pertama 2025 dibandingkan Rp5,14 triliun pada periode yang sama 2024.

Sejalan dengan peningkatan pendapatan, beban pokok penjualan perseroan naik 32,14 persen (YoY) menjadi Rp4,67 triliun. 

Sementar itu, SSMS membukukan laba bersih Rp691,44 miliar pada semester I-2025, tumbuh 80,81 persen (YoY) dari Rp382,40 miliar pada semester I-2024.

Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan tumbuh 10 persen.

Usai berita tersebut muncul, saham SSMS justru turun 30 poin atau 1,88 persen menuju Rp1.570.

Editorial Team