Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali menguat pada Rabu (24/9), setelah ditutup menguat 1,06 persen pada level 8.125,20.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, mengatakan IHSG masih membentuk struktur uptrend pada chart 4H dan mendekati target Fibonacci projection 138,2 persen dari wave I pada level 8.155.

Adanya penembusan di atas 8.155 akan membuka jalan menuju target berikutnya, yakni 8.246.

"Meskipun demikian, ada potensi koreksi jangka pendek menuju 7.940 apabila IHSG turun di bawah 8.005," jelas Ivan dalam riset hariannya.

Level support IHSG berada pada 8.005, 7.940, 7.821, dan 7.742. Sementara itu, level resistennya 8.155, 8.246, dan 8.300.

Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bullish.

Ivan memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di antara support 8.090 dan resisten 8.175. Daftar saham pilihannya adalah INDF, INKP, ISAT, KLBF, dan MBMA.

Sementara itu, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG melanjutkan penguatan pada area 8.150 sampai 8.200. Syaratnya: ditutup di atas level MA5 pada sekitar 8.050.

Secara teknikal, histogram positif MACD menunjukkan kenaikan didukung oleh indikator volume beli yang kuat serta indikasi terjadinya akumulasi dari indikator accumulation/distribution. Namun, indikator Stochastic RSI berada di area overbought.

IHSG berada di atas level MA5, MA20 dan MA200, yang mengindikasikan berada di area bullish dalam jangka pendek dan jangka panjang.

"Namun, karena kondisi IHSG di area overbought, waspadai potensi pullback minor di kisaran 8.050-8.070," demikian tim riset Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya.

Daftar saham yang masuk dalam pantauan Phintraco Sekuritas hari ini, yakni: ADRO, PGEO, DOID, DKFT, dan ASII.

Kemarin, kenaikan harga komoditas seperti emas memicu berlanjutnya penguatan beberapa saham terkait. Upaya Menteri Keuangan untuk memberantas rokok ilegal mendorong penguatan pada saham-saham rokok.

Selain itu ekspektasi membaiknya ekonomi pada semester II juga menjadi faktor positif, meskipun pelemahan rupiah akhir-akhir ini menjadi faktor negatif.  Ekspektasi akan berlanjutnya pemangkasan suku bunga Fed juga menjadi faktor positif. 

Data M2 Money Supply bulan Agustus 2025 membukukan kenaikan 7,6 persen (YoY) dari 6,6 persen (YoY) pada Juli 2025 (23/9). Hal itu sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dan stimulus dari pemerintah yang bertujuan mendorong peningkatan aktivitas perekonomian domestik.

Editorial Team