Jakarta, FORTUNE - Perusahaan minyak terbesar di Eropa, Shell, buka suara soal pembelian minyak mentah Rusia di tengah rentetan sanksi ekonomi yang mendera negara tersebut setelah menginvasi Ukraina. Dalam keterangan resminya, Sabtu (5/3), perusahaan mengatakan tengah menavigasi pasar dengan panduan dari pemerintah.
Pertanyaan ini disampaikan setelah perusahaan menerima rentetan kritik lantaran dianggap turut mendukung tindakan pembunuhan warga sipil Ukraina oleh negeri beruang merah.
“Kami akan terus memilih alternatif untuk minyak Rusia sedapat mungkin, tetapi ini tidak dapat terjadi dalam semalam karena betapa pentingnya Rusia bagi pasokan global,” kata Shell seperti dikutip Fortune.com Senin (7/3).
“Kami telah melakukan pembicaraan intensif dengan pemerintah dan terus mengikuti panduan mereka seputar masalah keamanan pasokan ini.”
Shell, yang berbasis di London, tidak merinci pemerintah mana yang telah diajak bicara. Seorang pejabat di Departemen Bisnis, Energi & Strategi Industri Inggris menolak berkomentar.