Mengutip prospektus perseroan, dana yang diincar Autopedia dari IPO kali ini adalah maksimal Rp703,59 miliar. Angka ini didapat dari asumsi jumlah saham baru diterbitkan mencapai lebih dari 2,54 miliar lembar dan harga penawaran pada rentang Rp200 hingga Rp276 per saham.
Manajemen menjelaskan, sebanyak 64,98 persen atau sebanyak-banyaknya Rp457,19 miliar dari dana hasil IPO bakal digunakan untuk modal kerja. Di antaranya pengembangan usaha jual beli kendaraan bekas, baik online maupun offline.
Sementara itu, 35,02 persen atau maksimal Rp246,4 miliar lainnya akan dialokasikan untuk pelunasan pinjaman Autopedia. Pinjaman-pinjaman tersebut mayoritas merupakan utang kepada entitas induk yakni ASSA, dan sebagian pemegang saham termasuk Prodjo Sunarjanto.
Sebagai informasi, TP Rachmat merupakan pengendali akhir ASLC dengan kepemilikan langsung 4,97 persen. Sedangkan entitas yang juga mewakili orang terkaya Indonesia ke-16 versi Forbes 2021 ini juga mengendalikan lewat ASSA.
Pada ASSA yang menjalankan bisnis rental mobil dan logistik itu, TP Rachmat menjadi pengendali melalui PT Adi Dinamika Investindo (23,92 persen) dan PT Daya Adicipta Mustika (18,28 persen).
IPO ASLC diprediksi akan menyita perhatian tidak saja karena prospek bisnisnya, tapi lantaran rekam jejak pemegang saham induk usaha TP Rachmat. Bos Grup Triputra itu telah lebih dulu mengirim dua perusahaan lain, yakni PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) ke lantai bursa.