SMIL Bidik Kenaikan Pendapatan 25% di 2025, Ini Strateginya

Intinya sih...
SMIL menargetkan kenaikan pendapatan 25% di 2025, dengan strategi ekspansi pasar, penambahan armada forklift, dan fokus pada forklift listrik.
Pada 2024, SMIL mencatat pendapatan Rp365,92 miliar dengan klien baru seperti PT The Univenus, PT Amerta Indah Otsuka, dan PT Heinz ABC Indonesia.
Selain bisnis sewa, SMIL juga mencatat penjualan forklift senilai Rp5,07 miliar pada 2024 dengan laba tahun berjalan sebesar Rp80,61 miliar.
Jakarta, FORTUNE - Emiten penyewaan forklift PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) membidik kenaikan pendapatan 20 persen hingga 25 persen pada 2025. Dengan proyeksi tersebut, pendapatan SMIL pada tahun 2025 diperkirakan bisa mencapai Rp400 miliar hingga Rp410 miliar.
Direktur Utama SMIL Hadi Suhermin menyatakan, target tersebut dapat dicapai dengan berbagai kontrak baru yang diraih perseroan dan akan mulai efektif di tahun ini.
"Untuk meraih target pendapatan itu, SMIL akan mengoptimalkan sejumlah strategi ekspansi yang matang, seperti ekspansi pasar, baik dari sisi wilayah operasional maupun penambahan pelanggan, penambahan armada forklift, lebih agresif pada forklift listrik," kata Hadi Suhermin dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (10/4).
Sementara itu, sepanjang 2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp365,92 miliar. Angka ini naik 2,5 persen dibandingkan Rp356,99 miliar pada 2023.
Sejumlah klien perseroan segmen penyewaan forklift tahun lalu di antaranya adalah PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) senilai Rp83,34 miliar, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills Rp21,34 miliar, PT Kaldu Sari Nabati Indonesia Rp20,67 miliar, PT Oki Pulp & Paper Mills Rp20,07 miliar, PT LG Electronics Indonesia Rp10,08 miliar dan PT Indofood CBP Sukses PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai Rp5,75 miliar.
Perseroan juga mendapat penyewa baru pada tahun lalu, seperti PT The Univenus dengan nilai kontrak Rp7,37 miliar, PT Amerta Indah Otsuka senilai Rp6,36 miliar dan PT Heinz ABC Indonesia Rp5,26 miliar. Sedangkan untuk nilai kontrak yang di bawah Rp5 miliar secara keseluruhan pada tahun 2024 senilai Rp127,98 miliar.
Penjualan forklift
Selain bisnis sewa, perseroan juga mencatat penjualan forklift senilai Rp5,07 miliar pada 2024, sedangkan untuk tahun sebelumnya pos ini tidak ada penjualan.
Pada periode yang sama, beban pokok pendapatan tumbuh menjadi Rp227,54 miliar. Hal ini menyebabkan laba bruto tercatat sebesar Rp138,38 miliar, menyusut dari perolehan tahun sebelumnya yaitu Rp147,19 miliar.
Adapun laba tahun berjalan emiten yang bergerak di sektor penyewaan dan penjualan alat berat forklift ini sebesar Rp80,61 miliar melemah 2,53 persen dari perolehan tahun 2023 yaitu Rp82,70 miliar. Alhasil, laba per saham dasar SMIL per 31 Desember 2024 Rp9,21 per saham.
SMIL membukukan total aset Rp1,11 triliun naik dari periode tahun sebelumnya Rp847,64 miliar. Sementara itu, ekuitas perseroan tumbuh jadi Rp721,87 miliar dari Rp657,60 miliar dan liabilitas di angka Rp396,71 miliar atau naik dari Rp190,04 miliar.