Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) terus berupaya memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah melalui optimalisasi berbagai instrumen moneter pro-market, yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan kebijakan tersebut juga dimaksudkan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri.
Hingga 15 Juli 2024, posisi instrumen SRBI mampu menarik aliran modal senilai Rp775,45 triliun.
“Implementasi Primary Dealer (PD) sejak Mei 2024 juga memperkuat efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter dalam mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi,” kata Perry melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat (19/7).
Penerbitan SRBI telah mendukung aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri, tecermin pada kepemilikan nonresiden yang mencapai Rp220,35 triliun atau 28,42 persen dari total outstanding.