Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia melakukan beragam upaya agar perusahaan teknologi karya anak bangsa tetap tercatat melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Indonesia, dan tidak lari ke negeri jiran, seperti Singapura.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan BEI telah menyiapkan beberapa strategi guna menjadi magnet bagi para perusahaan teknologi termasuk unicorn guna mencatatkan efek di Indonesia. Menurutnya, regulator telah melakukan berbagai terobosan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah emiten.
"Kami berharap Indonesia senantiasa menjadi negara pilihan investasi. Selain itu Indonesia diharapkan juga menjadi pilihan sarana peningkatan value perusahaan bagi perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia," kata dia, Rabu (6/10).
Adapun baru-baru ini, pemerintah Singapura berencana menarik perusahaan Indonesia maupun asing yang memiliki potensi pertumbuhan menjanjikan untuk mencatatkan diri di Bursa Efek Singapura (SGX). Untuk itu, pemerintahnya dan Temasek menyiapkan dana sekitar US$1,5 miliar atau setara US$ 1,1 miliar untuk mendukung penggalangan dana perusahaan-perusahaan tersebut.
Rencana itu terjadi setelah SGX meluncurkan aturan baru terkait listing melalui perusahaan cangkang alias special purpose acquisition company (SPAC). SGX menjadi bursa pertama di kawasan Asia yang menerapkannya sejak SPAC mulai diadopsi bursa Amerika Serikat pada tahun lalu.