Subholding PalmCo PTPN III Akan IPO Kuartal III Tahun Depan

Jakarta, FORTUNE - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III berencana membawa subholding bidang kelapa sawit PalmCo melantai di bursa efek Indonesia. Proses intial public offering (IPO) PalmCo diharapkan dapat dilakukan pada kuartal II atau III-2023.
"Proses sekarang sedang berlangsung di mana untuk pembentukan subholding PalmCo paling lambat Oktober tahun ini selesai," ujar Direktur Utama Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani, saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/8).
Subholding ini sudah menjadi proyek strategis nasional sehingga pemerintah selalu memantaunya.
Dia menargetkan dana Rp5 triliun hingga Rp10 triliun dari aksi korporasi tersebut, dengan penasihat Mandiri Sekuritas dan McKinsey.
Ghani mengatakan IPO itu rencananya akan berlangsung pada akhir tahun ini.
Dari sisi luas lahan, PTPN saat ini memiliki porsi kepemilikan lahan secara nasional sekitar 4 persen, dengan kontribusi produksi sekitar 6 persen.
Meningkatkan luas lahan CPO
Untuk saat ini PTPN memiliki luas lahan kelapa sawit 500 ribu hektare. Guna mendukung ekspansi PalmCo, PTPN berencana melakukan konversi 200 ribu hektare tanaman karet menjadi kelapa sawit, yang akan memungkinkan PalmCo untuk mengelola 700 ribu hektare lahan kelapa sawit.
Dalam upaya penanggulangan permasalahan kelapa sawit nasional pada 2021, PTPN hanya memegang peran atas 2,67 juta ton atau 6 persen CPO Nasional. Untuk produksi minyak goreng nasional, sumbangannya adalah sekitar 460 ribu ton atau dua persen.
Selain luas lahan, PTPN juga akan meningkatkan jumlah kapasitas produksi. "Kita akan naikkan dengan IPO ini, kita pastikan. Karena begini, rata-rata (produksi) CPO PTPN sekitar 5 ton per hektare. Itu tertinggi di Indonesia secara korporasi. Tapi ada yang 3 ton dan 6 ton, ini yang rendah-rendah akan kita tarik,” ujarnya.
Indonesia memiliki potensi CPO kelapa sawit 52 juta ton CPO per tahun dengan 40 persen kepemilikan petani kecil.
Wujudkan swasembada gula
Selain berfokus pada pengembangan kelapa sawit, PTPN juga mengemban tugas untuk menyukseskan swasembada gula pada 2030. Guna mencapai target tersebut, Ghani mengatakan pihaknya telah membuat peta jalannya. Secara bertahap, swasembada gula konsumsi ditargetkan bisa dicapai pada 2026.
Akan ada 250 ribu hektare lahan yang akan ditanami tebu guna meningkatkan produktivitas gula konsumsi dalam negeri. Hal ini diharapkan akan mengurangi ketergantungan impor gula.
Selain di hulu, pada sektor hilir PTPN juga memproduksi gula yang dijual ke masyarakat. Ghani melihat antusiasme masyarakat terhadap produk perusahaan negara itu.
"Pengalaman PTPN masuk sektor hilir di minyak goreng dan gula tidak terlalu susah, jadi kita bisa deliver karena kebetulan pabrik gula kita tersebar di seluruh indonesia," tuturnya.