ilustrasi Superbank yang berencana IPO (superbank.id)
Berdasarkan sisi kinerja perusahaan, Superbank membukukan total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp3,2 triliun, tumbuh 328% secara year-on-year (YoY).
Peningkatan ini didorong oleh keberhasilan peluncuran produk deposito dengan jangka waktu yang beragam, pencairan fleksibel dan bunga hingga 7,5% per tahun, serta jaminan keamanan dari dukungan pemegang saham yang kuat dan tepercaya.
Di sisi lain, penyaluran kredit Superbank juga mengalami peningkatan pesat, mencapai Rp4,9 triliun atau tumbuh 189% YoY. Pertumbuhan ini didukung oleh kolaborasi dengan mitra strategis dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Total aset, pendapatan, hingga kerugian
Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit tersebut, total aset Superbank juga meningkat 77% YoY menjadi Rp9,7 triliun. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) juga meningkat sebesar 100% YoY menjadi Rp399 miliar pada akhir September 2024.
Sejalan dengan pertumbuhan NII, rasio net interest margin (NIM) Superbank juga meningkat sebesar 7,81% pada kuartal III-2024, dibandingkan 6,81% pada kuartal III-2023. Superbank juga memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang kuat, yakni 135,24% pada akhir September 2024, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan Superbank untuk terus mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Superbank masih mengalami kerugian. Hingga periode kuartal III-2024, rugi bersih Superbank tercatat sebesar Rp285,74 miliar. Kerugian ini mengalami peningkatan sebesar 12,17% YoY dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp254,74 miliar.