Jakarta, FORTUNE - Bitcoin dan cryptocurrency lainnya sering dipromosikan sebagai solusi keuangan bagi masyarakat tanpa akses layanan perbankan. Namun, survei terbaru dari Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) menunjukkan penggunaan kripto lebih banyak dilakukan oleh kelompok kaya dan berpendidikan, khususnya di kalangan etnis Asia dan kulit putih.
"Itu bukan tujuan orang-orang menggunakan kripto," kata Keith Ernst, Direktur Asosiasi Divisi Perlindungan Deposito dan Konsumen FDIC, dalam pertemuan Komite Penasihat Inklusi Ekonomi, melansir Fortune.com (20/11).
Survei FDIC National Survey of Unbanked and Underbanked Households yang melibatkan 30.000 rumah tangga mengungkapkan bahwa hanya 1,2 persen rumah tangga tanpa akses perbankan (unbanked) yang menggunakan kripto. Angka ini lebih rendah dibandingkan 6,2 persen rumah tangga dengan akses perbankan terbatas (underbanked) dan 4,8 persen rumah tangga yang sepenuhnya memiliki akses perbankan (fully banked).
Survei ini juga mengungkapkan, mayoritas pengguna kripto—92 persen—menggunakan aset tersebut sebagai investasi. Hanya 3,3 persen yang memanfaatkannya untuk mengirim atau menerima uang.