5 Fakta di Balik Lelang Pertama Surat Utang di Bulan Merdeka
Total yang dimenangkan lampaui target, capai Rp34 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Investor dalam negeri meramaikan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada awal Agustus. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pun menangguk puluhan triliun rupiah.
Menggunakan sistem pelelangan Bank Indonesia, pemerintah melelang tujuh seri SUN pada 3 Agustus 2021. Itu lelang pertama yang berlangsung pada bulan perayaan kemerdekaan nasional.
Seri SUN apa saja yang pemerintah tawarkan dalam proses penawaran tersebut? Apa saja fakta-fakta di balik sesi lelang itu?
1. Ada 7 Seri SUN yang Ditawarkan
Dalam sesi penawaran perdana pada Agustus ini, DJPPR Kemenkeu melelang seri-seri berikut:
-
SPN12211104 (reopening)
-
SPN12220527 (reopening)
-
FR0090 (reopening)
-
FR0091 (reopening)
-
FR0088 (reopening)
-
FR0092 (reopening)
-
FR0089 (reopening)
2. Total Penawaran Lampaui Rp107 triliun
Berapa total penawaran yang masuk dalam sesi tersebut? Menurut keterangan resmi Direktorat Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, total penawaran yang masuk lebih dari Rp107 triliun.
3. Seri FR0091 Paling Diminati
Jumlah penawaran yang masuk untuk setiap seri pun berbeda-beda. Berdasarkan data DJPPR Kemenkeu, jumlah penawaran masuk seri FR0091 hampir mencapai Rp40 triliun atau setara 37% dari jumlah lelang yang masuk.
Berikut total penawaran masuk untuk enam seri lainnya:
-
SPN12211104: Rp9,910 triliun
-
SPN12220527: Rp8,250 triliun
-
FR0090: Rp26,3173 triliun
-
FR0088: Rp4,3085 triliun
-
FR0092: Rp16,6793 triliun
-
FR0089: Rp2,7432 triliun
4. Investor Lokal Mendominasi
Pada sesi lelang kali ini, mayoritas penawaran berasal dari investor lokal, yakni mencapai 88,4%. Akan tetapi, partisipasi investor asing dalam sesi tersebut pun naik dari 7,6% menjadi 11,6%.
5. Total yang Dimenangkan Lampaui Target
Dari nominal penawaran yang masuk, pemerintah akhirnya berhasil memenangkan Rp34 triliun dari lelang ketujuh seri tersebut. Angka itu sama seperti sesi lelang pada 21 Juli.
Nominal yang diterima kali ini melebihi target indikatif yang pemerintah tetapkan, yakni Rp33 triliun.