MARKET

Ini Strategi Ekspansi Emiten COCO, Usai Kantongi Dana Rp100 M

COCO akan memperluas pasar hingga luar negeri.

Ini Strategi Ekspansi Emiten COCO, Usai Kantongi Dana Rp100 MIlustrasi cokelat. (Pixabay/GK von Skoddeheimen)
31 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setelah menerima kucuran dana dari Mahogany Global Investment Pte Ltd (MGI), emiten produsen cokelat PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) siap memperluas jangkauan bisnis ke pasar internasional.

“Kami ingin mengenalkan produk cokelat asli Indonesia kepada dunia dengan mengedepankan kualitas asli Indonesia,” ujar Corporate Secretary Wahana Interfood Nusantara, Gendra Fachrurozi dalam keterangan resminya, dilansir dari Antara, Senin (31/1).

COCO sukses menghimpun Rp100 miliar pasca melepas 330,72 juta lembar saham (37 persen) kepada MGI. Aksi korporasi itu dibagi menjadi dua tahap. Pertama, transaksi 273,04 juta saham (30,69 persen) dengan harga pelaksanaan Rp304. Dalam tahap itu, terkumpul dana Rp83 miliar.

Tahap kedua, MGI kembali membeli 57,67 juta saham (37 persen) dengan harga pelaksanaan Rp298. Sehingga dana terhimpun mencapai Rp17 miliar.

Penggunaan Dana COCO

COCO berencana memperkuat saluran produksi dan pemasaran, baik secara domestik maupun global. Saat ini, Afiliasi dari PT Inter Jaya Corpora (IJC) itu berhasil menginjakkan kaki ke pasar Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Selandia Baru.

Bersamaan dengan menguatkan posisi di pasar internasional, perusahaan juga akan menggencarkan terobosan dan pengembangan produk berdasarkan segmentasi pasar. Perseroan sendiri kini telah memiliki beragam jajaran produk. Dari bubuk kakao Schoko, couverture, selai, serta compound.

Hingga akhir 2022, COCO berambisi merampungkan pembangunan pabrik ketiga. “Tahun ini, kami mengalokasikan capex senilai Rp75 miliar, termasuk untuk kebutuhan pembangunan pabrik ketiga, seperti pembelian mesin dan konstruksi,” ujar Gendra.

Harapannya akan terjadi kenaikan kapasitas produksi dari 6.000 ton per tahun menjadi 16.000 ton per tahun (maksimal) pada 2023.

Related Topics