MARKET

Menelaah Prospek Indosat Setelah Divestasi Ribuan Menara

Seperti apa dampak divestasi ribuan menara Indosat?

Menelaah Prospek Indosat Setelah Divestasi Ribuan MenaraShutterstock/Hendrick Wu
20 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Indosat Tbk (ISAT) mendivestasikan 1.630 menara dan infrastruktur senilai Rp2,13 triliun kepada anak usaha Telkom Indonesia dan PT Dhost Telekomunikasi Nusantara. BRI Danareksa Sekuritas menilai itu baik bagi perseroan untuk meningkatkan kualitas layanan.

Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, mengatakan uang hasil divestasi menara itu akan berdampk baik bagi ISAT yang hampir menyelesaikan pembongkaran menara. Perusahaan telekomunikasi itu juga akan mendorong pertumbuhan dengan dukungan belanja modal senilai Rp13 triliun pada 2023. Angka itu lebih tinggi dari capex 2022, yang hanya Rp12 triliun.

“Ini perkembangan bagus untuk Indosat, mereka mengantongi penerimaan kas baru,” kata Niko dalam riset.

Kas Indosat sendiri mencapai Rp9,5 triliun. Ada pula tambahan dana Rp1,65 triliun dari perjanjian jual-beli bersyarat dengan Mitratel atas 997 menara. Harga rata-rata penjualan aset itu mencapai US$108.800 per menara, menunjukkan rasio sewanya kurang dari 1,5 kali.

Indosat akan kembali menyewa 983 tapak menara dari Mitratel selama 10 tahun senilai Rp138,6 miliar. Dari 633 infrastruktur indoor yang Indosat jual kepada Dhost (senilai Rp480 miliar), mayoritasnya akan kembali mereka sewa.

Prospek pertumbuhan Indosat pada 2023

Ilustrasi Indosat-Tri.
Ilustrasi Indosat-Tri. (ShutterStock/Susilo Prambanan)

Tim Riset CGS-CIMB Sekuritas, Foong Choong Chen dan Sherman Lam Hsien Jin, memproyeksikan pertumbuhan laba lebih tinggi bagi Indosat berkat kenaikan pendapatan dan sinergi biaya. Dus, mereka merevisi perkiraan EBITDA 2023/2024/2025 menjadi 18,4 persen/10,1 persen/6,5 persen (YoY).

“Selanjutnya, kami memproyeksikan core EPS ISAT di 2023/2024/2025 dapat naik menjadi 131 persen/39 persen/22 persen (YoY),” kata Tim Riset CGS-CIMB Sekuritas, dikutip Jumat (17/2).

Pada kuartal IV 2022, pendapatan layanan seluler ISAT naik 0,9 persen (QoQ) berkat pertumbuhan subs 3,5 persen (QoQ) walau terjadi penurunan average revenue per user (ARPU). Koreksi itu terjadi akibat perbedaan waktu dalam akuisisi pelanggan dan pembukuan pendapatan kuartalan.

Ke depan, ISAT optimistis ARPU akan membaik pada kuartal berikutnya. Untuk itu, panduan ISAT untuk pertumbuhan pendapatan 2023 akan lebih baik dari kinerja pasar. Dengan margin EBITDA di rentang 40 persen capex Rp13 triliun.

Pada kuartal akhir tahun lalu, margin EBITDA Indosat naik 1,5 persen menjadi 44,1 persen karena penurunan biaya gaji karyawan, pemeliharaan, dan sewa operasional.

“ISAT mengatakan integrasinya dengan H3I (Tri) berjalan lebih cepat dari perkiraan sehingga menargetkan sinergi sebesar US$400 juta kurang dari tiga tahun,” jelas CGS-CIMB Sekuritas.

Terakhir, CGS-CIMB Sekuritas membidik target harga ISAT pada level Rp7.500, lebih tinggi dari target sebelumnya, yakni Rp7.100. Katalisnya adalah sinergi merger yang lebih baik dari ekspektasi. Tapi, ada risiko berupa perang harga di industri. Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas menetapkan target harga Rp9.000.

Pada akhir perdagangan Jumat, saham ISAT naik 1,56 persen ke harga Rp6.500, setelah konsisten bergerak di zona hijau.

Related Topics