MARKET

Menilik Strategi Sari Roti Hadapi Lonjakan Harga Gandum

Penjualan Sari Roti naik 15,1 persen di paruh-I 2022.

Menilik Strategi Sari Roti Hadapi Lonjakan Harga GandumProduk roti Sari Roti. (Website ROTI)
15 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) menjalankan rentetan strategi di tengah lonjakan harga gandum global, dari efisiensi sampai ekspansi fasilitas produksi.

Pada semester pertama 2022, penjualan bersih perseroan mencapai Rp1,79 triliun atau naik 15,1 persen (YoY). Wilayah Barat dan Timur mencatatkan kenaikan penjualan 19,3 persen (YoY) jadi Rp798,2 miliar. Sementara wilayah Tengah membukukan penjualan Rp993,6 miliar, naik 11,9 persen.

“Pertumbuhan penjualan signifikan pada paruh pertama merupakan hasil dari penerapan strategi perusahaan yang akurat untuk menambah pabrik, serta memperluas sebaran distribusi baik pada kanal modern maupun tradisional,” jelas Direktur Sari Roti, Arlina Sofia.

Adapun, gandum berjangka Chicago Board of Trade (CBOT) pernah menyentuh titik tertinggi pada 7 Maret 2022, yaitu US$1.294 per ton. Secara rata-rata, harganya ada di level US$977 selama paruh pertama tahun ini.

Alhasil, biaya bahan baku dan kemasan Sari Roti melonjak 31,6 persen (YoY) jadi Rp552,5 miliar, setara 63 persen dari total beban pokok penjualan.

“Kenaikan (harga) sudah terjadi sejak tahun lalu, bukan hanya tahun ini. Sudah banyak inisiatif yang kami lakukan untuk efisiensi dan (tingkatkan) produktivitas,” ujar Head Investor and Public Relations Sari Roti, Hadi Susilo, Kamis (15/9).

Meningkatkan harga jual

Guna mengatasi kenaikan biaya produksi, perseroan telah menaikkan harga jual sekitar 10 persen di kanal distribusi modern dan tradisional medio kuartal pertama 2022. Tekanan pada laba kotor pun berkurang, tapi masih tercatat naik 12,1 persen (YoY).

“Walau sudah naik harga di paruh pertama, margin laba kotor (hanya) menurun dari 54,7 persen (paruh pertama 2021) jadi 51,3 persen (paruh pertama 2022). Di sini-lah akhirnya manajemen memutuskan untuk lanjutkan strategi pricing,” ujarnya. 

Pada Agustus, ROTI menyebut sudah sedikit meningkatkan harga lagi, tapi tak memperinci persentasenya. Ke depan, perseroan akan mengkaji kembali strategi itu. Jika dirasa perlu, peningkatan harga bisa berlanjut.

Pembangunan pabrik baru

Sari Roti juga berupaya mengurangi biaya logistik dengan ekspansi pabrik baru di Pekan Baru, Riau. Fasilitas produksi itu melengkapi dua pabrik ROTI di Sumatra, yang berlokasi di Medan dan Palembang.

"Harapannya pabrik-pabrik itu akan fully coverage dan (operasional Sumatra) di-supply dari sana, sehingga tak perlu lagi di-support dari Pulau Jawa," papar Hadi.

Belanja modal Rp150 miliar pun dianggarkan pada 2022, yang sudah terealisasi 50 persen, sebagian besar untuk pembangunan fasilitas produksi baru perseroan yang ke-15.

“Sebagian lagi juga digunakan untuk repair dan maintenance pabrik, kami ada 14 pabrik di Indonesia,” katanya.

Adapun, kapasitas produksi dari seluruh pabrik Sari Roti mencapai 5,1 juta potong roti per hari, yang diharap bisa mendukung pertumbuhan perseroan sampai 2025.

“Ini kesempatan perusahaan untuk fokus dari ekspansi kapasitas ke perbaikan profitabilitas, EBITDA, laba bersih," katanya. 

Related Topics