MARKET

Mencermati Kenaikan Harga Minyak dan Emas di Tengah Perang Rusia

Harga minyak dan emas diprediksi masih akan naik.

Mencermati Kenaikan Harga Minyak dan Emas di Tengah Perang RusiaTambang minyak dunia. (Pixabay/Matryx)
01 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ledakan konflik Rusia dan Ukraina telah mendongkrak harga-harga komoditas seperti minyak mentah dan emas global pada perdagangan Selasa (1/3). Pengamat menilai, kenaikan harga masih berpotensi berlanjut.

Untuk minyak misalnya, Direktur PT TRFX Berjangka, Ibrahim Assuabi menyebut, ada kenaikan kebutuhan minyak mentah dunia dari sekitar 60–70 juta barel per hari menjadi 80–90 juta barel per hari.  

“Karena kebutuhan minyak dalam perang itu sangat besar sekali. Kita lihat bahwa Rusia yang begitu banyak kendaraan, pesawat masuk ke Ukraina itu membutuhkan bahan bakar yang cukup besar. Belum lagi dengan terlibatnya Eropa, Inggris, dan AS.” jelasnya kepada Fortune Indonesia, Selasa (1/3).

Di saat bersamaan, negara-negara produsen minyak seperti OPEC saat ini masih tetap mempertahankan kuota produksi. Praktis pasokan minyak mentah tak bisa memenuhi permintaan, khususnya terhadap minyak brent sebagai salah satu bahan yang digunakan dalam bahan bakar pesawat; avtur.

“Kita lihat kemarin itu kalau kondisi enggak libur, kemungkinan besar harga minyak itu terbangnya luar biasa. Tetapi sekarang flat di US$96,53 per barel. Itu artinya harga minyak mentah dunia ini masih terus akan mengalami kenaikan.”

Kapasitas produksi minyak

Ibrahim menyebut, negara-negara OPEC memproduksi minyak di rentang 25 juta barel per hari. Sekalipun OPEC menambah produksi, maksimal hanya mencapai 500 ribu barel dalam sehari.

Negara-negara dengan kuota produksi minyak terbesar seperti Arab Saudi, Qatar, Rusia, dan AS dapat membantu menyokong pasokan. “Dengan adanya kondisi perang di Ukraina kuota ini tidak akan mencukupi, apalagi kalau perang di sana cukup lama. Meskipun Rusia mendapatkan sanksi ekonomi yang begitu berat dari Eropa, Inggris, dan Amerika.”

Harga minyak mentah Brent pengiriman April tercatat naik 3,1 persen menjadi US$100,99 per barel di bursa berjangka London ICE. Minyak WTI (West Texas Intermediate) April juga naik 4,5 persen menjadi US$95,71 per barel.

Harga emas melesat

Selain minyak, perang Rusia dan Ukraina turut menyebabkan harga emas  terdongkrak. Emas spot menguat sekitar US$20 atau 1% di kisaran US$1.909 per troi ons di penutupan perdagangan Senin (28/2). Namun sedikit tergelincir (-0,17 persen) menjadi US$1.905,89 per troi ons pada Selasa siang.

Sementara itu, emas berjangka kontrak April 2022 juga tercatat menguat 0,33 persen ke level US$1.906,95 per troi ons.

Di pasar domestik, melansir logammulia.com, harga emas hari ini turun Rp1.000 menjadi Rp977.000. Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) yang juga terkoreksi menjadi Rp882.000.

Pengamat Komoditas, Ariston Tjendra memperkirakan, “harga emas hari ini masih berpeluang menguat ke kisaran US$1.920–US$1.930 per troi ons dengan support di kisaran US$1.880.”

Sentimen pendukungnya adalah kecemasan pelaku pasar terhadap konflik Rusia dan Ukraina. Ditambah dengan sanksi AS dan sekutu terhadap Rusia yang kian keras, tetapi Rusia masih enggan minggat dari Ukraina—malah terus memasuki ibu kota.

“Sentimen terhadap aset berisiko sudah lebih positif tapi pasar masih mengkhawatirkan perkembangan perang di Ukraina,” pungkas Ariston.

Related Topics