MARKET

Produsen Masker Evo Plusmed IPO, Harga Penawaran Rp125-175 per Saham

Perusahaan akan melepas maksimal 20% saham.

Produsen Masker Evo Plusmed IPO, Harga Penawaran Rp125-175 per SahamMasker Evo Plusmed. (Website Blibli)
21 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Produsen masker Evo Plusmed, PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) akan IPO di bursa dalam waktu dekat. Perseroan akan menawarkan maksimal 312,5 juta saham (20 persen) kepada investor publik.

MEDS menetapkan harga penawaran saham di kisaran Rp125 – Rp175 per saham dengan nilai nominal Rp20. Harga itu berlaku selama masa book building (penawaran awal), dari Kamis (21/7) hingga Selasa (26/7). Dngan harga tersebut, produsen masker itu berpotensi menghimpun dana IPO hampir Rp54,7 miliar.  

Rencananya, perusahaan akan memakai dana IPO untuk kebutuhan ekspansi, seperti mentransformasikan gudang menjadi fasilitas produksi dan menambah bahan baku. Selain itu, perseroan bakal membeli mesin guna menambah variasi produk baru, yakni: duckbill, KF94, KN95, dan N95.

Saat ini, Hetzer Medical Indonesia memasarkan sejumlah produk surgical face mask 3 lapis dengan merek dagang Evo Plusmed 4D (edisi super dan berwarna), Evo Plusmed 4D edisi spesial, Evo Plusmed surgical face mask 5 lapis, Evo Mask seri hijab, Evo Mask untuk anak-anak, Evo Plusmed Spark Edition, serta Evo Antiseptic Handrub.

Rencana Hetzer Medical setelah IPO

Contoh produk masker Evo Plusmed edisi khusus. (Website Hetzer Medical Indonesia)

Dalam perkembangan bisnisnya, Hetzer Medical menjual produk masker dalam tiga skema, baik secara business-to business (B2B), business-to-goverment (B2G) maupun direct-to-consumer (D2C). Kendati demikian, perseroan menyatakan ke depan akan lebih fokus pada penjualan D2C atau langsung ke konsumen.

Sampai sekarang, perseroan sudah jadi mitra penyedia masker medis bagi para kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, KONI PON 2021 Papua, serta MotoGP Pertamina Mandalika 2022.

Pada 2020, penjualan perseroan meroket 630,26 persen (YoY). Namun, pada 2021 pertumbuhan penjualan mulai melambat pada 2021.Secara kuantitas, unit masker yang terjual justru naik berkat harga penjualan rata-rata yang turun.

Perusahaan optimistis, penggunaan masker di kalangan masyarakat akan tetap ada, walau pandemi kian terkendali.

Apalagi, prospek pasar kesehatan Tanah Air masih apik pada 3 hingga 5 tahun ke depan. Ditambah, Indonesia masih mengimpor 93 persen alat kesehatan, sehingga penetrasi produk lokal masih 7 persen.

“Ke depan, tak menutup kemungkinan kami akan melakukan diversifikasi dengan mulai memproduksi alat kesehatan lain, yaitu tensimeter dan stetoskop, mengingat pangsa pasar yang begitu baik di Indonesia,” ujar Direktur Utama Hetzer Medical Indonesia, A. Padmono Budi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (21/7).

Related Topics