Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Logo Apple.
Logo Apple. (Apple.com)

Intinya sih...

  • Saham perusahaan teknologi terbesar di AS, "Magnificent Seven", turun tajam karena kebijakan tarif global Presiden AS Donald Trump.

  • Apple dan Tesla menjadi perusahaan yang paling terdampak, dengan penurunan harga saham dan proyeksi target harga yang dipangkas.

  • Dampak dari tarif Trump berpotensi memaksa Apple menaikkan harga iPhone di AS agar tetap untung, sementara Tesla menghadapi krisis merek.

Jakarta, FORTUNE – Saham dari kelompok perusahaan teknologi terbesar di Amerika Serikat atau yang dikenal dengan "Magnificent Seven" turun tajam pada Senin (7/4), memperpanjang tren negatif yang telah menghapus sekitar US$2 triliun dari nilai pasar perusahaan. Penurunan ini disebabkan adanya kekhawatiran investor dampak kebijakan tarif global Presiden AS Donald Trump bakal memperburuk kondisi pasar.

Dilansir dari Reuters, Analis teknologi ternama, Dan Ives, yang memangkas target harga saham Apple dan Tesla. Ia menyebut kebijakan tarif Trump sebagai "bencana ekonomi".

Seperti diketahui, kebijakan tarif baru ini diumumkan oleh Trump Minggu lalu, yang menyatakan tidak akan melanjutkan pembicaraan dagang dengan Cina dan meminta investor untuk bersiap menanggung dampaknya.

Saham Tesla turun 7 persen menjadi US$223—penurunan terbesar di antara “Magnificent Seven”, yaitu sekelompok saham teknologi top yang sebelumnya menjadi pendorong utama reli Wall Street selama bertahun-tahun, namun melemah beberapa bulan terakhir. Secara keseluruhan, grup ini sudah kehilangan lebih dari US$6 triliun nilai pasar sejak mencapai puncaknya di akhir 2024.

Tak hanya Tesla, saham Apple, Alphabet dan Microsoft bahkan turun mendekati titik terendah dalam satu tahun. Saham Apple jatuh 4,8 persen, sementara saham lainnya turun di rentang 1,5 hingga 4,8 persen.

Kelompok tersebut menjadi penyumbang terbesar dari lebih dari US$5 triliun kerugian yang diderita indeks S&P 500 dalam dua hari terakhir.

Dan Ives dari Wedbush menyebut Apple sebagai perusahaan AS yang paling terdampak karena sebagian besar iPhone dirakit di Cina. Ia juga menilai bahwa Tesla akan menghadapi tantangan besar karena sedang mengalami krisis merek, diperburuk oleh dukungan CEO Elon Musk terhadap Trump dan politik sayap kanan di Eropa.

Tarif tersebut diperkirakan akan menekan keuntungan dan mengganggu rantai pasokan—tepat saat perusahaan teknologi sedang diawasi karena belanja besar-besaran mereka di bidang kecerdasan buatan (AI).

Seiring kondisi tersebut, Ives memangkas target harga saham Tesla dari yang sebelumnya US$550 menjadi US$315, masih lebih tinggi hampir US$100 dari harga saat ini. Sementara itu, target harga Apple dipangkas US$75 menjadi US$250. Ia menyebut tarif ini sebagai "bencana besar" yang bisa memaksa Apple menaikkan harga iPhone di AS agar tetap untung.

Dampak Tarif Trump ke Bisnis Apple

Selama masa jabatan pertama Trump, Apple sempat mendapat pengecualian tarif, tapi kini analis tidak yakin apakah itu akan terulang—meskipun Apple telah menjanjikan investasiUS $500 miliar di AS dalam empat tahun ke depan.

Selama ini, Apple mempertahankan harga awal iPhone Pro sebesar US$1.000. Namun, menurut Ives, memproduksi iPhone di AS akan membuat harganya melonjak jauh di atas harga tersebut.

Sementara Tesla, yang baru-baru ini melaporkan penurunan pengiriman mobil di kuartal pertama, Ives memperingatkan bahwa tarif yang dikenakan Trump berpotensi mendorong konsumen di Cina beralih ke produsen lokal seperti BYD.

"Dampak dari tarif Trump di Cina dan asosiasi Musk sangat besar. Ini bisa semakin mendorong konsumen Cina untuk membeli produk dalam negeri,” katanya.

Editorial Team

EditorEkarina .