Jakarta, FORTUNE - PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) mencatatkan kinerja solid dengan total dana kelolaan reksa dana atau asset under management (AUM) mencapai Rp34,92 triliun per Agustus 2025. Angka tersebut menandai pertumbuhan sebesar 3,9 persen sejak awal tahun (year-to-date/YtD).
Presiden Direktur Batavia, Lilis Setiadi, menyatakan bahwa pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh produk reksa dana pasar uang yang tumbuh kuat sebesar 14,5 persen YtD. Selain itu, kinerja reksa dana indeks saham juga melonjak signifikan hingga 206,7 persen YtD.
Untuk melanjutkan momentum pertumbuhan ini, Lilis memaparkan BPAM telah menyiapkan sejumlah strategi ekspansi, termasuk merambah segmen bisnis baru. Salah satu yang utama adalah rencana pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Langkah ini dimungkinkan karena BPAM telah memenuhi syarat regulator sebagaimana diatur dalam POJK No. 35 2024, yang mewajibkan manajer investasi memiliki dana kelolaan rata-rata minimal Rp25 triliun dalam tiga tahun terakhir untuk dapat mengajukan izin DPLK.
Batavia saat ini menjalin kerja sama dengan 36 mitra strategis (Agen Penjual Efek Reksa Dana/APERD) yang mencakup 19 bank, 10 fintech, dan 7 sekuritas.
Selain itu, BPAM juga melakukan ekspansi bisnis melalui pendirian DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
“Dengan tujuan agar para investor dapat terus grow and prosper with Batavia,” ujar Lilis dalam keterangan resmi, Rabu (10/9).
Pertumbuhan yang dibukukan BPAM terjadi di tengah iklim positif industri reksa dana nasional. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 29 Agustus 2025 melaporkan, total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana industri tercatat senilai Rp550,43 triliun, atau telah tumbuh 10,25 persen secara YtD.
Secara keseluruhan, total dana kelolaan BPAM, termasuk produk di luar reksa dana, tercatat mencapai Rp45,54 triliun. Kinerja ini didukung oleh portofolio investasi yang berimbang, terdiri atas 39 persen efek ekuitas, 34 persen instrumen pasar uang, dan 27 persen efek bersifat utang, dengan total investor mencapai 323.000 per Agustus 2025.