Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi susu Ultra Milk UHT Full Cream (dok. PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk)
ilustrasi susu Ultra Milk UHT Full Cream (dok. PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk)

Intinya sih...

  • PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) akan melanjutkan buyback saham.

  • Buyback dilakukan untuk mendukung stabilitas pasar modal, meningkatkan nilai pemegang saham, dan kinerja saham perseroan.

  • Buyback tidak akan memberikan dampak material terhadap kegiatan usaha perseroan.

Jakarta, FORTUNE - PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) mengumumkan akan melanjutkan rencana pembelian kembali saham atau buyback dengan alokasi dana maksimum Rp1,45 triliun. Aksi korporasi ini akan berlangsung selama tiga bulan, mulai dari 25 Juni 2025 hingga 25 September 2025.

Dana untuk buyback tersebut setara dengan 10 persen dari total modal disetor perseroan dan akan bersumber sepenuhnya dari kas internal. Manajemen ULTJ menyatakan, langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi pasar saham yang masih berfluktuasi.

“Harapannya, pelaksanaan buyback dapat mendukung stabilitas pasar modal, meningkatkan nilai pemegang saham dan kinerja saham perseroan,” demikian manajemen perusahaan tersebut dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/6).

Selain itu, aksi ini diyakini akan memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal demi mencapai struktur permodalan yang lebih efisien dan menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan.

Perseroan optimistis pelaksanaan buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan operasional, termasuk potensi penurunan pendapatan.

“Hal ini mengingat perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk melakukan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha perseroan," demikian keterangan tersebut.

Meskipun demikian, transaksi ini akan berpengaruh pada neraca keuangan. Aset dan ekuitas perseroan diperkirakan akan menyusut 16,8 persen. Setelah buyback, total aset diproyeksikan menjadi Rp7,18 triliun, sementara total ekuitas tercatat sebesar Rp6,43 triliun.

Manajemen menyoroti dampak positif dari transaksi ini, yaitu potensi kenaikan laba per saham (EPS).

"Naiknya laba bersih per lembar saham akan meningkatkan nilai pemegang saham dan kinerja saham perseroan. Demikian juga akan terjadi peningkatan rasio ROA dan ROE yang lebih baik,” demikian keterangan manajemen perusahaan.

Sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 29/2023, saham yang dibeli kembali akan disimpan sebagai saham treasuri (treasury stock) untuk jangka waktu tidak lebih dari tiga tahun.

Editorial Team