Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Chief Economist UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja,

Intinya sih...

  • IHSG turun 0,79 persen ke level 6.545,85 karena tekanan dari aksi jual investor asing yang mencatatkan net foreign sell sebesar Rp23,19 triliun.

  • Tekanan terhadap IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global yang masih bergejolak akibat kebijakan tarif Donald Trump.

  • Chief Economist UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja, menyatakan bahwa komunikasi yang baik dari pemerintah menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan pasar.

Jakarta, FORTUNE - Pasar saham Indonesia masih berada dalam bayang-bayang tekanan sejak awal 2025. Hingga sesi akhir perdagangan Selasa (11/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah atau turun 0,79 persen ke level 6.545,85. Sepanjang tahun berjalan (year-to-date), IHSG telah merosot 7,54 persen, yang juga didorong derasnya aksi jual investor asing yang mencatatkan net foreign sell sebesar Rp23,19 triliun di seluruh pasar.

Chief Economist UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global yang masih bergejolak, terutama akibat kebijakan tarif yang kembali diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. Bahkan dampak kebijakan tersebut menurut Enrico tak hanya terasa di Indonesia, tetapi juga mengguncang pasar saham di Wall Street.

Editorial Team

Tonton lebih seru di