Jakarta, FORTUNE - Raksasa teknologi asal Amerika Serikat Apple (AAPL) terus menanjak dan berpeluang menjadi perusahaan pertama yang mencapai kapitalisasi pasar US$3 triliun atau Rp42 ribu triliun (kurs Rp14.300 per US$). Pada bel pembukaan perdagangan Kamis (9/10), saham Apple naik 1,6 persen ke angka US$174,9, dan hanya perlu mencapai US$182,85 sebelum melewati titik bersejarah.
Dalam tiga bulan terakhir, saham Apple telah naik lebih dari 13 persen, dan lebih dari 69 persen sejak awal tahun ini. Kenaikan tersebut melampaui indeks S&P 500 yang hanya tumbuh 25 persen sekaligus jenama Big Tech lainnya termasuk induk Google Alphabet, Amazon, Microsoft, dan induk Facebook Meta.
Lantas, apa sebenarnya pendorong pergerakan saham Apple? Managing Diretor Wedbush Securities Dan Ives dalam catatannya baru-baru ini mengatakan kondisi ini tak lepas dari keberhasilan yang berkelanjutan dari jajaran produsen iPhone beserta aksesorinya seperti Apple Watch dan AirPods tersebut.
Namun, produk-produk generasi berikutnya dari Apple, termasuk kacamata AR/VR dan keputusannya untuk memproduksi chip sendiri, tampaknya membuat investor kian bersemangat untuk mengoleksi saham perusahaan.
"Kami percaya ... Apple sedang dalam perjalanan untuk menjadi kapitalisasi pasar $ 3 triliun selama tahun 2022 (atau lebih cepat) karena Street mengejar kisah pertumbuhan ini," tulis Ives.
Apple juga dinilai jadi tempat investasi yang aman mengingat kinerja keuangannya yang sehat dalam empat kuartal terakhir. Penjualan bersih APPL pun meningkat berturut-turut sebesar 21 persen, 54 persen, 36 persen, dan 29 persen—sebagian besarnya didorong oleh penjualan iPhone berkat rilis iPhone 12 berkemampuan 5G pada September 2020, pertumbuhan di seluruh bisnis iPad, Mac, serta perangkat lainnya.