Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
emas batangan
Ilustrasi emas (pexels.com/Photo by Robert Lens)

Intinya sih...

  • Warren Buffett menolak investasi emas karena dianggap tidak produktif dan hanya bergantung pada kenaikan harga, bukan menciptakan nilai baru.

  • Buffett memilih aset yang menghasilkan, seperti bisnis dan saham, daripada emas yang tidak memberikan dividen atau bunga.

  • Pandangan Buffett terhadap emas tetap konsisten selama puluhan tahun, meskipun pernah berinvestasi di perusahaan tambang emas dalam jangka pendek melalui manajer portofolionya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE — Di tengah lonjakan harga emas yang terus mencetak rekor baru, investor legendaris Warren Buffett justru tidak tertarik menaruh dananya pada logam mulia tersebut. Sikap ini ternyata bukan hal baru bagi Warren Buffett

Sejak puluhan tahun lalu, Buffett dikenal konsisten menolak emas sebagai instrumen investasi utama karena dianggap tidak produktif. Bagi Buffett, nilai sebuah investasi ditentukan dari kemampuan aset tersebut menciptakan keuntungan atau arus kas. Emas, menurutnya, tidak memiliki karakteristik itu.

Meski harganya bisa naik, logam mulia ini tidak memberikan hasil nyata seperti laba, dividen, atau bunga. Ia bahkan pernah mengelompokkan emas sebagai aset yang nilainya hanya bergantung pada harapan orang lain untuk membayar lebih di masa depan. Warren Buffett juga mengungkapkan pendapat lain terkait investasi emas.

Apa saja alasannya? Simak penjelasan Warren Buffett tak mau investasi emas dalam artikel ini.

Pandangan Warren Buffett tentang emas

Dalam berbagai kesempatan, Buffett menjelaskan bahwa aset investasi dapat dibagi menjadi tiga jenis: uang, aset produktif, dan aset spekulatif. Uang berfungsi sebagai alat tukar, sedangkan aset produktif seperti bisnis, lahan pertanian, atau saham, mampu menghasilkan nilai tambah secara berkelanjutan.

Sementara emas termasuk dalam kategori ketiga yakni aset yang tidak menciptakan nilai baru, melainkan hanya menunggu apresiasi harga. Menurutnya, emas bisa disimpan selama bertahun-tahun tanpa memberikan hasil tambahan.

Tidak ada barang, jasa, atau pendapatan yang dihasilkan. Karena itu, Buffett berpendapat bahwa emas lebih cocok disebut sebagai alat penyimpan nilai (store of value), bukan sebagai sarana investasi yang menumbuhkan kekayaan.

Dalam surat tahunan perusahaannya, Berkshire Hathaway, Buffett bahkan menulis bahwa emas “tidak melakukan apa pun kecuali menatap Anda kembali”. Pandangan ini menggambarkan ketidaktertarikannya terhadap aset yang pasif dan tidak produktif.

Alasan Buffett tidak mau investasi emas

Berdasarkan berbagai pernyataannya selama bertahun-tahun, ada empat alasan utama mengapa Buffett tidak memasukkan emas dalam portofolio utamanya. Berikut penjelasannya:

  • Tidak produktif: Emas tidak menciptakan nilai baru, tidak menghasilkan dividen atau bunga, dan hanya bergantung pada kenaikan harga.

  • Bergantung pada sentimen pasar: Nilai emas sepenuhnya ditentukan oleh permintaan dan persepsi investor, bukan kinerja ekonomi yang nyata.

  • Minim utilitas: Emas tidak memiliki fungsi ekonomi langsung, selain sebagai perhiasan atau cadangan devisa.

  • Tingginya biaya kesempatan: Modal yang diinvestasikan ke emas bisa dialihkan ke bisnis yang memberikan hasil lebih besar dalam jangka panjang.

Prinsip utama Warren Buffett

Prinsip utama Buffett dalam berinvestasi adalah mencari aset dengan nilai intrinsik yang kuat dan prospek jangka panjang. Ia berfokus pada bisnis yang mampu menghasilkan keuntungan secara berulang dan memiliki manajemen yang efisien. Baginya, aset yang baik adalah yang dapat terus tumbuh, bukan sekadar bertahan karena kenaikan harga pasar.

Sebagai contoh, lahan pertanian dapat memberikan hasil panen setiap tahun, sementara saham perusahaan yang sehat dapat memberikan dividen rutin. Kedua jenis aset tersebut menciptakan nilai ekonomi baru. Sebaliknya, emas hanya disimpan di brankas tanpa memberikan kontribusi apa pun terhadap pertumbuhan ekonomi.

Karena alasan inilah, Buffett lebih memilih berinvestasi di perusahaan produktif daripada logam mulia. Dalam jangka panjang, bisnis yang solid dinilai lebih mampu melindungi nilai kekayaan daripada emas yang harganya fluktuatif dan tidak menghasilkan arus kas.

Konsistensi pandangan Warren Buffett terhadap emas

Pandangan Buffett terhadap emas nyaris tidak berubah meskipun harga logam mulia tersebut naik tajam pada masa krisis global. Ia tetap berpegang pada prinsip bahwa investasi terbaik adalah yang menciptakan nilai baru. Dalam situasi ekonomi sulit sekalipun, ia percaya bisnis yang efisien dan terkelola dengan baik tetap menjadi bentuk perlindungan terbaik terhadap inflasi.

Meskipun begitu, bukan berarti Buffett sama sekali menutup kemungkinan keterlibatan terhadap sektor emas. Melalui manajer portofolionya, Berkshire Hathaway pernah berinvestasi di perusahaan tambang emas dalam jangka pendek. Namun, langkah itu lebih bersifat oportunistik dan tidak mencerminkan strategi pribadi Buffett yang menekankan produktivitas aset.

Bagi Warren Buffett, emas bukanlah instrumen investasi yang menarik karena tidak memenuhi prinsip dasar value investing. Ia menilai bahwa aset terbaik adalah yang mampu menciptakan nilai, menghasilkan pendapatan, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sementara emas hanya menyimpan nilai tanpa menciptakan sesuatu yang baru. Prinsip inilah yang membuat Buffett tetap konsisten memilih perusahaan produktif ketimbang logam mulia, bahkan ketika harga emas tengah bersinar.

FAQ seputar Warren Buffett

  1. Siapa Warren Buffett?
    Warren Buffett adalah investor asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai “Oracle of Omaha”. Ia menjabat sebagai ketua dan CEO Berkshire Hathaway, serta dikenal karena prinsip value investing yang menekankan nilai jangka panjang.

  2. Mengapa Buffett tidak berinvestasi di emas?
    Karena emas tidak menghasilkan pendapatan atau nilai tambah. Menurutnya, emas tidak bekerja atau berproduksi—nilainya hanya bergantung pada sentimen pasar.

  3. Apakah Buffett sama sekali tidak memiliki aset terkait emas?
    Secara langsung tidak. Namun, Berkshire Hathaway pernah memiliki saham perusahaan tambang emas dalam periode terbatas, bukan investasi jangka panjang.

  4. Aset seperti apa yang disukai Buffett?
    Buffett lebih menyukai aset produktif seperti saham perusahaan dengan kinerja baik, lahan pertanian, atau bisnis yang menghasilkan keuntungan berulang.

  5. Apa pelajaran yang bisa diambil dari pandangan Buffett?
    Investor sebaiknya fokus pada aset yang menciptakan nilai nyata dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, bukan hanya menyimpan nilai tanpa produktivitas.

Editorial Team