Kemudian, dalam hal penyerapan gabah, pemerintah memprediksi adanya lonjakan signifikan. Jika pada Januari—Maret 2024 Bulog hanya mampu menyerap 35 ribu ton gabah, maka dalam 3 bulan pertama tahun ini angka penyerapan diproyeksikan dapat mencapai 700 ribu ton.
Tahun lalu, total serapan selama setahun hanya sekitar 1 juta ton, sementara pada 2025 pemerintah menargetkan 3 juta ton gabah terserap pada bulan April atau Mei. Jika realisasi penyerapan gabah bisa mencapai lebih dari 2 juta ton dalam periode tersebut, maka stok beras nasional di Bulog akan sangat mencukupi.
“Ini adalah lompatan eksponensial. Ini kerja keras kita semua, sesuai arahan Bapak Presiden, dan saya berterima kasih kepada seluruh jajaran Kementerian Pertanian, TNI, Polri, serta semua pihak yang telah berkontribusi,” kata Amran.
Lanjut dia, pemerintah akan terus mengantisipasi dampak musim kemarau tahun ini dengan menggencarkan program pompanisasi. Kebijakan ini dinilai berhasil meningkatkan produksi padi lebih dari 2 juta ton pada periode Agustus—Desember 2024 lalu.
Dengan strategi yang sama, diharapkan produksi padi pada tahun ini tetap terjaga, sehingga ketersediaan beras nasional makin kuat.
“Kita terus berupaya memastikan produksi tetap optimal, dan semoga dengan doa serta kerja keras bersama, swasembada pangan benar-benar bisa kita wujudkan,” tutur Amran.