Jakarta, FORTUNE - Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengungkapkan masih banyak tantangan dalam menjaga standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol. Salah satu yang paling menonjol adalah rendahnya volume lalu lintas pada sejumlah ruas.
Dalam rapat bersama Panja Komisi V DPR, Rabu (24/9/2025), Dody memaparkan terdapat 21 ruas tol dengan realisasi trafik di bawah 50 persen dari asumsi perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT). Kondisi ini membuat pendapatan operator tol tidak sesuai target.
“Masih ada beberapa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang realisasi volume lalu lintasnya jauh lebih rendah dari yang diasumsikan dalam PPJT,” ujar Dody yang juga disiarkan secara virtual pada kanal YouTube Komisi V DPR-RI.
Kondisi itu membuat BUJT sulit mengalokasikan biaya pemeliharaan. Dampaknya, Standar Pelayanan Minimal (SPM) jalan tol tidak terpenuhi secara optimal.
SPM merupakan ukuran yang harus dipenuhi dalam pengelolaan jalan tol, meliputi kondisi jalan, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan, hingga layanan pertolongan dan penyelamatan.
Rendahnya capaian trafik ini membuat sejumlah ruas tol diprediksi terus mengalami pendapatan yang tidak sebanding dengan biaya operasional dan pemeliharaan (operation and maintenance/OM) hingga akhir masa konsesi.
Kenaikan tarif tol juga mensyaratkan peningkatan SPM. Jika SPM tak tercapai, kata Dody, tarif tol tidak bisa naik.