Jakarta, FORTUNE - Bencana alam yang melanda sejumlah provinsi di Sumatra menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur ketenagalistrikan. PT PLN (Persero) menyatakan ratusan titik jaringan listrik terdampak. Proses pemulihannya pun harus dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi akses dan keselamatan warga di daerah bencana.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut skala kerusakan kali ini jauh lebih serius dibandingkan gempa dan tsunami pada 2004.
“Saat tsunami, kerusakan sistem kelistrikan hanya di delapan titik. Kali ini di Aceh saja ada 442 titik. Skalanya sangat masif,” kata Darmawan saat Rakor Satgas Pemulihan Pasca Bencana dengan K/L Daerah Terdampak yang disiarkan secara virtual, Selasa (30/12).
Ia menjelaskan, kecepatan pemulihan sistem kelistrikan sangat bergantung pada akses evakuasi material.
Daerah-daerah yang jalur distribusinya masih terbuka dapat dipulihkan lebih cepat, sementara wilayah yang masih terisolasi menghadapi tantangan besar karena keterbatasan akses.
Dari total 23 kabupaten dan kota terdampak, ada 15 daerah telah mencapai pemulihan listrik 100 persen jika dilihat dari sisi desa.
Sementara itu, masih ada delapan kabupaten yang tingkat pemulihannya belum sepenuhnya tuntas. Dari delapan wilayah tersebut, tiga daerah dengan progres pemulihan terendah adalah Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues.
Di Aceh Tengah, baru sekitar 70,8 persen desa yang listriknya kembali menyala. Bener Meriah mencatat tingkat pemulihan 83,6 persen, dengan 38 desa dari total 232 desa masih padam.
Sementara Itu, di Gayo Lues, dari 136 desa, sebanyak 95 desa atau sekitar 69,9 persen telah menyala, sedangkan 41 desa masih belum teraliri listrik.
Untuk Aceh Tengah dan Bener Meriah, PLN masih mengandalkan jalur udara dalam evakuasi material, termasuk pengiriman 510 tiang listrik menggunakan pesawat Hercules.
Lalu, di Gayo Lues terdapat kabar positif setelah jalur darat dari Langsa hingga Blangkejeren mulai terbuka. Sebanyak 210 tiang listrik kini sedang dalam perjalanan menuju lokasi terdampak.
“Untuk Aceh Tengah dan Bener Meriah, evakuasi material masih menggunakan udara. Jadi pemulihannya masih di kisaran 70–80 persen,” kata Darmawan.
Di sisi lain, terdapat sejumlah daerah yang sistem kelistrikannya telah pulih hampir sepenuhnya, tapi justru menghadapi tingkat kerusakan rumah pelanggan yang sangat tinggi.
Aceh Utara menjadi contoh paling mencolok. Dari 850 desa, hanya dua desa yang masih padam, tapi jumlah rumah pelanggan terdampak mencapai lebih dari 80.000 unit, dengan sekitar 13.000 rusak berat, 20.000 rusak sedang, dan sisanya rusak ringan.
Kondisi serupa terjadi di Aceh Tamiang. Meski dari 209 desa hanya tujuh desa yang masih padam, jumlah rumah pelanggan terdampak tercatat lebih dari 38.000 unit.
Di Bireuen, 607 dari 609 desa telah menyala, tapi kerusakan rumah pelanggan menembus 31.000 unit. Sementara di Aceh Timur, 491 dari 513 desa atau sekitar 95 persen telah kembali dialiri listrik, dengan lebih dari 11.000 rumah pelanggan terdampak.
Untuk Kabupaten Pidie Jaya, seluruh 222 desa telah kembali menyala. Namun, PLN belum berani mengalirkan listrik ke banyak rumah pelanggan karena lebih dari 10.000 rumah masih tertimbun lumpur, sehingga berisiko membahayakan keselamatan warga.
“Pemulihan sistem listrik bisa cepat kalau akses evakuasi material lancar. Tapi itu tidak selalu berbanding lurus dengan kondisi rumah pelanggan. Banyak rumah yang rusak berat atau masih berlumpur, sehingga penyalaan dari rumah ke rumah butuh waktu lebih lama,” kata Darmawan.
Selain jaringan rumah tangga, PLN juga memprioritaskan pemulihan layanan publik, khususnya rumah sakit dan puskesmas. Darmawan menyebut, meski jaringan listrik di sejumlah fasilitas kesehatan sudah menyala, PLN tetap harus membantu membersihkan lumpur di dalam bangunan sebelum instalasi listrik internal dapat difungsikan dengan aman.
Hingga saat ini, PLN telah menyelesaikan pemulihan listrik di 33 rumah sakit umum daerah dan puskesmas yang tersebar di Kota Langsa, Pidie Jaya, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. PLN juga turut memulihkan instalasi listrik di masjid-masjid yang terdampak agar dapat kembali digunakan oleh masyarakat.
