Balinese Gate - Balinese woman/Dok. HOSHINOYA Bali
Asia diprediksi menjadi motor penggerak kebangkitan pariwisata global setelah pandemi.
Negara-negara di kawasan ini terus berinovasi untuk menarik lebih banyak wisatawan. Cina, misalnya, memperluas kebijakan visa bebas masuk, sementara Thailand meluncurkan visa digital nomad dan memperluas akses bebas visa bagi 93 negara. Upaya ini menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Budaya pop juga menjadi faktor pendorong utama. Serial populer seperti The White Lotus yang mengambil latar di Thailand dan Squid Game musim kedua yang kembali memperkenalkan keunikan Korea Selatan meningkatkan daya tarik pariwisata di kawasan ini. Selain itu, sejarah Jepang mendapat sorotan baru berkat serial Shōgun, didukung oleh peluncuran penerbangan langsung Madrid-Tokyo oleh Iberia.
Data Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menunjukkan, Asia Pasifik akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan penumpang tercepat selama 15 tahun ke depan.
Bahkan, lebih dari separuh peningkatan jumlah penumpang global hingga 2043 akan berasal dari kawasan ini. Amadeus juga mencatat lonjakan perjalanan internasional dari kota-kota besar seperti Chengdu dan Delhi, yang masing-masing mencatat peningkatan hingga 66 persen dan 31 persen dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Daniel Batchelor, Wakil Presiden Pemasaran Global Amadeus, Asia kini tidak hanya pulih tetapi juga mendefinisikan ulang posisinya sebagai tren global.
“Asia adalah perpaduan tradisi budaya yang tak lekang waktu dengan inovasi modern. Wisatawan datang untuk menemukan pengalaman unik yang tidak dapat ditemukan di tempat lain,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (29/11).