Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengakui masih tingginya harga beras. Penyebabnya adalah turunnya pasokan dan produksi beras di dalam negeri dalam 6 bulan terakhir.
Pada "Agustus, September, Oktober, November, Desember, Januari itu kita memang produksi di bawah setara beras di bawah 2,53 juta ton," kata dia di hadapan Komisi IV DPR RI, Senin (3/4).
Penurunan produksi itu diprediksi akan berlangsung hingga April. Arief menyampaikan proyeksi produksi beras kerap mengalami koreksi hingga ratusan ribu ton. Hal ini tentu berpengaruh pada pengambilan kebijakan dalam hal pangan.
"Setelah Februari ada koreksi sekitar 820 ribu ton, sehingga surplusnya 320 ribu ton. Dan kalau kita jumlahkan [produksi] Januari sampai April 2023 itu sekitar 13,37 [juta ton], terkoreksi 420.000 ton," ujarnya.