Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan alasan turunnya sejumlah harga BBM non subsidi yang dijual perusahaanya jelang pemerintah menaikkan harga Solar dan Pertalite.
Seperti dikutip dari pengumuman situs pertamina.com, pada awal September lalu, harga BBM Pertamax Turbo (RON 98) turun dari semula Rp 17.900 menjadi Rp 15.900, sedangkan Dexlite dari semula Rp 17.800 per liter, turun menjadi Rp 17.100 per liter.
Ada pula Pertamina Dex yang turun dari semula Rp 18.900 per liter menjadi Rp 17.400 per liter.
Menurut Nicke, hal ini lantaran tiga jenis BBM yang disebutkan di atas memang bukan jenis BBM khusus penugasan (JBKP) dan jenis BBBM tertentu (JBT) yang subsidi, harga, kuota, hingga penyalurannya diatur pemerintah. Baik Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, juga Pertamax merupakan jenis BBM umum (JBU) yang tidak diberikan subsidi.
Aturan terkait Pertalite sebgai JBKP tertuang dalam Perpres 117 tahun 2021 serta aturan turunannya berupa Keputusan Menteri ESDM nomor 37 tahun 2022. Sementara penetapan Solar sebagai JBT tertuang dalam Perpres 191 tahun 2014.
"Itu kewenangan Pertamina dengan formula yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi pemerintah menetapkan formula di mana setiap bulan kami melakukan adjustment berdasarkan ICP (Indonesia Crude Price). ICP berapa, harga indeks pasar (HIP) berapa itu yang menjadi dasar yang kemarin kita turunkan," ujarnya dalam rapat kerja di Komisi VI DPR, Kamis (8/9).