Tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad ini telah disempurnakan guna memastikan proses konklaf berjalan dengan baik. Secara keseluruhan, berikut proses konklaf kepausan.
1. Dimulai dengan misa
Prosesnya dimulai dengan misa yang dipimpin oleh College of Cardinals atau Kardinal Dekan. Mereka akan berjalan bersama dari Kapel Paulus ke Kapel Sistina dengan menyanyikan lagu-lagu pujian.
2. Para kardinal mengucapkan sumpah kerahasiaan
Tiba di Kapel Sistina, para elektor akan mengucapkan sumpah kerahasiaan. Setelah itu, para kardinal akan dikunci di dalam konklaf untuk melakukan pemungutan suara secara rahasia.
3. Proses pemilihan dilakukan
Di dalam proses pemilihannya, para kardinal akan menulis nama kandidat pada surat suara dan akan dibakar.
Asap hitam menunjukkan belum ada hasil, sedangkan asap putih menandakan paus baru telah terpilih. Jika tidak ada hasil dalam banyak putaran, pemilihan akane mengerucut pada dua kandidat terkuat.
4. Paus yang terpilih akan menunjukkan diri di depan umat
Setelah terpilih, Kardinal Dekan akan mengajukan pertanyaan terkait ketersediannya menjadi paus. Jika iya, paus yang baru akan memilih nama kepausannya dan mengenakan jubah putih di Ruang Air Mata.
Paus yang baru akan muncul di balkon Basilika Santo Petrus yang ditandai dengan ucapan “Habemus papam” yang berarti “kami memiliki seorang paus”.
Demikian pembahasan mengenai apa itu konklaf kepausan yang menjadi salah satu tradisi yang masih dipegang teguh oleh Gereja Katolik. Hingga saat ini, jadwal pasti pelaksanaan proses pemilihan baru belum diumumkan secara resmi.