Jakarta, FORTUNE - Sesar Lembang sempat jadi salah satu pembahasan yang menghangat di twitter usai gempa mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November lalu. Topik tersebut seiring meningkatnya kekhwatiran masyarakat terhadap potensi gempa yang lebih besar di Jawa Barat akibat pergerakan sesar Lembang.
Mengutip Jurnal Metereologi dan Geofisika yang diterbitkan BMKG (2014), sesar Lembang membentang dari bagian timur mulai Gunung Manglayang hingga ke wilayah barat yaitu Parongpong, Cisarua serta melewati kota Lembang, dan mempunyai panjang sekitar 22 km.
Sesar ini terbagi menjadi dua segmen yaitu segmen barat dan segmen timur yang terbentuk dalam waktu yang berbeda. Segmen timur terbentuk lebih awal yaitu 200.000 tahun yang lalu, sedangkan segmen barat yang terbentuk 27.000 tahun yang lalu. Kedua segmen tersebut bertemu di wilayah bagian tengah tepatnya di perbukitan sekitar Gunung Batu-Boscha, kedua segmen ini tidak tepat segaris, tetapi membentuk offset sekitar 200-300 meter
Sesar Lembang, berdasarkan jurnal tersebut, merupakan sesar yang masih aktif. Ini dibuktikan dengan masih adanya pergeseran sesar walaupun pergeserannya sangat kecil yaitu dengan laju rata-rata sekitar 0.3 sampai 1.4 cm/tahun, dibandingkan dengan pergeseran lempeng Indo-Australia terhadap pulau Jawa (lempeng Eurasia) yang mencapai 6-7 cm dalam setahun.