Jakarta, FORTUNE - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat masih surplus Rp28,9 triliun, atau setara 0,16 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) per Januari 2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi ini berbanding terbalik dengan posisi APBN Januari 2021 yang defisit Rp30,8 triliun.
Tak hanya realisasi APBN secara total, keseimbangan primer juga surplus Rp49,4 triliun, berbanding terbalik dengan posisi Januari tahun lalu yang defisit Rp20,8 triliun. "Bulan Januari APBN Kita mengalami surplus. Dari keseimbangan primer maupun surplus secara total," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (22/2).
Menkeu menjelaskan, surplus APBN terjadi berkat kenaikan penerimaan negara di awal tahun. Tercatat, total penerimaan yang masuk mencapai Rp156 triliun atau naik 54 persen dari Januari 2021 yang sebesar Rp100,7 triliun.
Dari total penerimaan tersebut, sektor perpajakan menyumbang sebesar Rp134 triliun, naik 65 persen dibanding Januari 2021. Sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang terkumpul mencapai Rp22 triliun atau naik 11 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Sebaliknya, belanja negara tercatat mengalami penurunan. Hingga akhir Januari, serapan anggaran baru mencapai Rp127 triliun atau 6 persen dari target belanja yang sebesar Rp2.714 triliun. Jumlah itu turun 13 persen dibandingkan realisasi belanja periode sama tahun lalu.