Jakarta, FORTUNE – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di kisaran 4,80-5,20 persen pada tahun depan.
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan bahwa proyeksi rentang pertumbuhan terendah yang berada di bawah 5 persen ini disebabkan faktor tren perlambatan ekonomi global, kondisi geopolitik, inflasi dan suku bunga yang masih tinggi.
“Suku bunga kredit di Indonesia yang tinggi turut berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (22/12).
Adapun sektor yang berkontribusi besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Tanah Air, menurut Shinta, masih akan didominasi sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi. Masing-masing diproyeksikan akan menguasai lebih dari 10 persen porsi distribusi pada PDB tahun 2024.
“Sektor pariwisata diprediksi dapat merealisasikan target untuk berkontribusi 4,5 persen dari PDB nasional, seiring dengan peningkatan mobilitas kunjungan wisatawan Nusantara maupun mancanegara,” ujar Shinta.
Realisasi APBN diperkirakan jadi pendorong siginfikan bagi pertumbuhan ekonomi di 2024. Melalui alokasi dana yang tepat pada sektor strategis, APBN dapat menjadi instrumen penting memicu investasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja.