Jakarta, FORTUNE - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menerapkan kebijakan efisiensi anggaran sebesar Rp306,69 triliun pada 2025. Langkah ini dinilai sebagai peluang strategis bagi sektor swasta untuk berperan lebih aktif dalam pembangunan nasional.
Ketua Dewan Pengawas Indonesian Business Council (IBC), Arsjad Rasjid, menyatakan kebijakan efisiensi ini bukan sekadar penghematan, tetapi juga upaya meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran negara.
"Anggaran yang tidak efisien dialihkan ke pos yang lebih strategis dan produktif," kata Arsjad saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (12/2).
Salah satu kebijakan yang disoroti Arsjad adalah program makan siang gratis yang diinisiasi oleh pemerintahan ini. Menurutnya, program ini memiliki dampak yang luas, tidak hanya sebagai bantuan sosial, tetapi juga sebagai katalisator bagi sektor kesehatan, pendidikan, serta optimalisasi bonus demografi.
"Dampaknya besar. Program ini bukan sekadar memberikan makanan, tetapi juga meningkatkan kesehatan, mendukung pendidikan, serta memperkuat rantai pasok industri pangan," ujarnya.
Ia meyakini inisiatif ini akan mendorong sektor pertanian dan industri makanan dalam negeri, serta menciptakan rantai ekonomi yang lebih kuat dan mandiri.