Jakarta, FORTUNE - Pentagon mengumumkan aksinya untuk mengirimkan sistem antirudal canggih dan pasukan ke Israel untuk membantu melindungi sekutunya dari serangan Iran. Padahal, Iran telah memperingatkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk tidak ikut campur dalam perseteruan dengan Israel.
Laman Fortune melansir Senin (14/10), bahwa juru bicara Pentagon, Pat Ryder, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengesahkan pengerahan Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) untuk menopang pertahanan udara Israel. Ini merupakan perintah langsung dari Biden.
Ia mengatakan sistem tersebut akan membantu memperkuat pertahanan udara Israel setelah serangan rudal balistik Iran terhadap Israel pada April dan Oktober.
Pengiriman sistem pertahanan rudal canggih itu berisiko meningkatkan tensi peperangan di Timur Tengah, meskipun ada upaya diplomatik yang meluas untuk menghindari perang habis-habisan.
Peringatan Iran itu disampaikan dalam sebuah unggahan pada platform sosial X yang telah lama dikaitkan dengan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, yang mencatat laporan sebelumnya bahwa AS sedang mempertimbangkan pengerahan itu.
Pasukan Israel dan pejuang Hizbullah di Lebanon telah bentrok sejak 8 Oktober 2023, ketika kelompok militan Lebanon mulai menembakkan roket ke perbatasan untuk mendukung sekutunya Hamas di Gaza. Akhir bulan lalu, Israel melancarkan invasi darat ke Lebanon. Israel secara luas diyakini sedang mempersiapkan respons militer terhadap serangan Iran pada 1 Oktober ketika negara itu menembakkan sekitar 180 rudal ke Israel.
Ryder mengatakan pengerahan pasukan ini menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat untuk membela Israel, dan untuk membela warga Amerika di Israel, dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran.
Belum jelas THAAD itu berasal atau kapan akan tiba. Letnan Kolonel Nadav Shoshani, juru bicara militer Israel, menolak memberikan jadwal kedatangannya, tetapi berterima kasih kepada AS atas dukungannya.