Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi Utang/William Poter

Jakarta, FORTUNE - Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill, menyerukan pendekatan baru untuk mengatasi krisis utang yang memuncak di banyak negara. Pendekatan tersebut termasuk langkah-langkah untuk mengikutsertakan pinjaman dalam negeri ke dalam penilaian keberlanjutan utang suatu negara.

Dikutip Reuters, Gill mengatakan Kerangka Kerja Bersama yang dibuat oleh Kelompok 20 ekonomi utama (G20) untuk membantu negara-negara termiskin hanya menghasilkan progres yang lamban. Pasalnya, framework tersebut tidak memperhitungkan 61 persen utang luar negeri negara-negara berkembang yang dipegang oleh kreditor swasta. Padahal, jumlahnya jauh lebih besar daripada beberapa dekade yang lalu.

Hanya empat negara  yakni Zambia, Chad, Ethiopia, dan Ghana yang telah mengajukan bantuan di bawah mekanisme G20 yang dibentuk ketika puncak pandemi Covid-19 pada akhir 2020. Padahal,  menurut Dana Moneter Internasional (IMF), masih banyak negara dengan risiko utang tinggi, yang 60 persen di antaranya adalah negara-negara berpenghasilan rendah.

Bahkan dari empat negara yang mengajukan bantuan dari G20, hanya Chad yang telah mencapai kesepakatan keringanan utang dengan kreditor, dan hal itu tidak termasuk pengurangan utang yang sebenarnya.

Editorial Team