Jakarta, FORTUNE - Penutupan Pertashop di sejumlah daerah mengundang sorotan anggota DPR RI, terutama Komisi VI yang membidangi perdagangan hingga BUMN. Banyaknya kios BBM mini itu gulung tikar membuat parlemen mendesak Pertamina membolehkan Pertashop menjual Pertalite, bukan hanya BBM nonsubsidi.
Anggota Komisi IV DPR, Achmad, menilai kebijakan awal pemerintah memberdayakan masyarakat melalui penyediaan akses BBM di desa justru berujung pada kerugian besar. Menurutnya, banyak pemilik Pertashop telah menggelontorkan investasi hingga Rp300 juta–500 juta, bergantung pada paket kemitraannya, tapi kini fasilitas tersebut justru tidak lagi berfungsi.
"Ini dulu kebijakan Menteri BUMN untuk memberdayakan masyarakat, tapi sekarang status BBM itu sudah terbangun, hanya berjalan satu dua bulan, lalu habis semuanya," kata Achmad pada saat rapat dengar pendapat yang disiarkan secara virtual, Rabu (19/11).
Ia menilai, jika Pertashop diizinkan menjual BBM bersubsidi seperti Pertalite, keberlanjutan usaha masyarakat desa dapat terselamatkan, dan warga pun dapat kemudahan akses energi.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan aturan saat ini memang membatasi Pertashop untuk menjual BBM nonsubsidi saja. Untuk dapat mengalirkan Pertalite, ada sejumlah persyaratan teknis dari BPH Migas yang harus dipenuhi.
"Apabila asosiasi pemilik Pertashop mengusulkan untuk menjual BBM subsidi, kemungkinan kami mengusulkan agar mereka dibentuk menjadi SPBU Mini. Karena persyaratan penjualan BBM bersubsidi itu antara lain adanya CCTV dan beberapa kelengkapan lain," kata Simon.
Ia menegaskan, kelengkapan tersebut penting untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi tepat sasaran dan sesuai regulasi. Pertamina, kata Simon, tetap terbuka untuk duduk bersama pemilik Pertashop guna mencari solusi terbaik.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menyatakan aspirasi pemilik Pertashop telah diterima dan dibahas bersama Pertamina. Ia menyebut bahwa sebelum rapat dimulai, pimpinan Komisi VI telah menyampaikan proble kepada direksi Pertamina.
Andre mengatakan Pertamina tengah mengkaji kemungkinan menaikkan kelas Pertashop menjadi SPBU Mini, sehingga pemiliknya bisa memenuhi syarat penyaluran BBM subsidi.
"Insya Allah dalam waktu dekat Pertamina Patra Niaga akan koordinasi dengan seluruh pemilik Pertashop dan BPH Migas. Kami minta Pertamina mencarikan solusi. Apakah mungkin mereka dinaikkan kelasnya dari Pertashop menjadi SPBU Mini—ini sedang dikaji," ujarnya.
Ia memastikan pembahasan lanjutan akan digelar untuk memutuskan skema terbaik agar usaha Pertashop tetap berjalan dan masyarakat desa tetap mendapatkan akses energi yang terjangkau.
