Tidak semua barang dapat disebut sebagai barang komplementer. Ada beberapa ciri yang harus dipenuhi barang tersebut agar dapat disebut barang komplementer.
Ciri-ciri tersebut yang membedakan barang komplementer dengan barang substitusi.
1. Kedua barang harus berpasangan
Barang komplementer harus memiliki hubungan dengan barang yang lain. Hal tersebut menyebabkan barang komplementer harus berpasangan dengan barang yang lainnya.
Apabila produk A memiliki ketergantungan dengan produk B, produk A bisa disebut dengan barang komplementer. Jika tidak ada produk pasangan, maka produk komplementer tidak bisa digunakan dengan baik. Contoh barang komplementer adalah radio dengan baterai, mobil dengan bensin, dan lainnya.
2. Memiliki nilai yang lebih kecil
Pada dasarnya, nilai barang komplementer lebih kecil ketimbang barang lain. Nilai barang komplementer akan bertambah jika dipasangkan dengan barang yang telah menjadi pasangannya.
Poin ini juga yang menjadi alasan mengapa barang komplementer dapat memengaruhi permintaan di pasarnya. Itu karena fungsinya yang maksimal sudah digunakan bersama dengan barang pasangannya, sehingga permintaan pasar semakin meningkat.
3. Tidak dapat berfungsi maksimal
Barang komplementer yang berpasangan dengan barang lainnya akan berfungsi dengan maksimal. Namun, ketika barang komplementer tidak dengan pasangannya, barang tersebut tetap bisa digunakan walaupun tidak maksimal.
Contohnya televisi dan remote control. Apabila menggunakannya, televisi bisa berfungsi dengan maksimal. Namun, jika tidak ada remote control, televisi bisa digunakan dengan menggunakan tombol yang tersedia