NEWS

RI Tambah Target Pengurangan Emisi Karbon Jadi 32% Pada 2030

Pemerintah upayakan hasilkan listrik dari sumber terbarukan.

RI Tambah Target Pengurangan Emisi Karbon Jadi 32% Pada 2030PLTS Terapung Cirata. (dok. PLN)
07 December 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indonesia menetapkan Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) untuk meningkatkan Target pengurangan Emisi Karbon, dari 29 persen atau 835 juta ton CO2 menjadi 32 persen atau 912 juta ton CO2 pada 2030.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan bahwa penetapan target baru ini adalah bagian dari pencapaian Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

“Meski banyak tantangan di masa depan, kami sadar adanya hambatan pada teknologi, rantai pasokan, infrastruktur, pendanaan, dan insentif. Namun, transisi energi yang berkeadilan tetap menjadi prioritas utama kami,” ujar Arifin seperti dikutip di laman resmi Kementerian ESDM, kamis (7/12).

Arifin juga mengungkapkan, khusus sektor energi, Indonesia meningkatkan target pengurangan emisi jadi 358 juta CO2 pada 2030. “Dengan mengembangkan energi terbarukan, efisiensi energi, bahan bakar rendah karbon, dan teknologi batubara bersih,” katanya.

Listrik dari energi terbarukan

Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif. (Tangkapan layar Kementerian ESDM)

Untuk mencapai target NZE pada 2060, pemerintah berencana menghasilkan listrik hingga 708 Gigawatt (GW), di mana 96 persen sumbernya berasal dari energi baru terbarukan (EBT) dan empat persen lainnya dari tenaga nuklir.

Rencana ini diperkirakan akan memakan biaya hingga US$1,11 triliun atau sekitar Rp17.217,16 triliun (kurs Rp15.539,08 per dolar AS), dengan investasi per tahun mencapai US$28,5 miliar atau Rp442,86 triliun hingga 2060.

Sementara Indonesia, kata Arifin, memiliki potensi energi terbarukan yang yang sangat besar, yakni 3.687 GW. Dari total tersebut, potensi energi surya menjadi yang terbesar mencapai 3.294 GW.

“Kami mencapai tonggak sejarah baru dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata dengan kapasitas 145 Megawatt, terbesar di kawasan Asia Tenggara,” katanya seperti yang disampaikan di hadapan forum Energy Transition Council (ETC) COP28.

Proyek Cirata adalah salah satu contoh komitmen pemerintah menghasilkan listrik terbarukan, baik dari pembangkil listrik tenaga air (PLTA), maupun PLTS, dalam satu lahan. Proyek ini akan menghasilkan listrik secara mandiri dan memenuhi peningkatan permintaan energi terbarukan di sistem kelistrikan Pulau Jawa.

Upaya wujudkan komitmen

ilustrasi : Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Dok. Istimewa

Related Topics