Pesan Jokowi ke Sri Mulyani: Jaga APBN dengan Hati-Hati
Upaya ini dilakukan di tengah pelemahan nilai tukar.
Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memastikan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap terjaga dan digunakan berhari-hati.Pesan itu dia tujukan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani di tengah ketidakpastian ekonomi dan pelemahan nilai tukar saat ini.
“Dijaga, hati-hati mengeluarkannya, harus produktif, harus memunculkan return yang jelas. Karena kita tahu sekali lagi, hampir semua negara tumbuh melemah, terkontraksi ekonominya,” ujarnya seperti dikutip di laman Setpres, Jumat (30/9).
Upaya tersebut perlu terus dilakukan di tengah krisis energi, minyak, gas di hampir semua negara, dan pergerakkan nilai tukar yang terus berfluktuasi.
Dalam menggunakan uang negara, kerangka berpikir tidak boleh hanya penggunaan hari ini atau tahun ini, namun juga harus memikirkan waktu ke depan. “Karena semua pengamat internasional menyampaikan bahwa tahun depan itu akan lebih gelap. Tapi kalau kita punya persiapan ‘amunisi’. ini akan berbeda, sehingga betul-betul APBN kita APBN yang berkelanjutan," katanya.
Presiden meyakini Indonesia memiliki amunisi untuk bisa menjaga situasi keuangan tetap terjaga di tengah kondisi perekonomian dunia yang tak menentu dan inflasi masih menjadi momok bagi seluruh negara. Hingga kini, inflasi Indonesia masih terjaga di bawah 5 persen, “Karena menurut saya antara otoritas pemegang fiskal, APBN, yaitu Ibu Menteri Keuangan dengan bank sentral yaitu BI, itu berjalannya beriringan, rukun, sinkron,” ujarnya.
Pendapatan negara
Kemenkeu melaporkam, penerimaan pendapatan negara hingga 31 Agustus 2022 mencapai Rp1.764,4 triliun atau tumbuh 49 persen secara tahunan. Jumlah ini terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp1.171,8 triliun, penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp206,2 triliun, serta PNBP sebesar Rp386 triliun.
“Indeks Kepercayaan Konsumen berada di angka 124,7 yang bulan Juli hanya 123, artinya di situ ada optimisme," kata Jokowi.
Kredit perbankan tumbuh 10,7 persen, menunjukkan level tinggi. Sedangkan neraca dagang RI juga surplus 28 bulan berturut-turut juga menjadi indikasi ekonomi RI masih membaik.
"Pada bulan kemarin, neraca kita surplus 5,7 miliar dolar AS. Itu gede banget loh angka ini surplusnya. PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur, ini kita di angka di atas global 51,7,” kata Jokowi.
Optimistis
Dengan berbagai pencapaian ini, Jokowi optimistis pada kuartal ketiga 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar di angka 5,4-6 persen. “Kuartal kedua kemarin kita bisa tumbuh 5,44 persen, coba dicari negara G20 yang tumbuh di atas 5. Kita ini tertinggi loh di G20,” katanya
Meski tidak mudah, tetapi dia optimistis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi. Dia kerap memvalidasi setiap data yang ia terima dengan kunjungan langsung ke lapangan. Dari beberapa kunjungan terakhir yang ia lakukan ke berbagai daerah–Maluku Utara, Buton, dan beberapa lainnya–Presiden memastikan pertumbuhan ekonomi benar terjadi.
“Saya awal enggak percaya. Setelah saya cek detail, oh benar, dulu ekspornya nikel hanya raw material, hanya mentahan, sekarang sudah ada industri smelter di sana. Inilah kenapa berkali-kali saya sampaikan hilirisasi!” ujar Jokowi.
Infrastruktur
Selain hilirisasi, menurut Jokowi, infrastruktur tetap harus menjadi prioritas fundamental yang terus dibangun. “Karena di situlah fondasi kita dalam jangka menengah dan panjang bisa kita perbaiki karena ini menyangkut nanti daya saing, competitiveness,” ujarnya.
Indonesia tidak akan bisa bersaing dengan negara lain bila setiap daerah tidak terhubung dengan baik. Jalan, pelabuhan, bandara, hingga pembangkit listrik, adalah kunci dasar untuk bersaing dengan negara lain. “Kalau itu kita tidak memiliki, kalau stok infrastruktur kita rendah, mana bisa kita bersaing dengan negara-negara lain,” ucapnya.