NEWS

Mengenal World Economic Forum, Sejarah, dan Fokusnya

Forum ini lebih dari sekadar pertemuan ekonomi biasa.

Mengenal World Economic Forum, Sejarah, dan FokusnyaLogo World Economic Forum (WEF). Shutterstock/Drop of Light
18 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – World Economic Forum (WEF) 2023 sedang digelar di Davos, Swiss, pada 16-20 Januari 2023. Pertemuan internasional tersebut diselenggarakan dengan mengambil tema 'Cooperation in a Fragmented World'.

Bukan ajang biasa, WEF biasanya dihadiri tamu penting dan membahas beragam isu tak hanya ekonomi.

Melansir weforum.org, WEF adalah organisasi internasional independen yang berkomitmen untuk meningkatkan keadaan dunia dengan melibatkan para pemimpin bisnis, politik, akademik dan masyarakat lainnya untuk membentuk agenda global, regional dan industri.

Dengan komitmen untuk memperbaiki keadaan dunia, WEF berusaha melalui banyak proyek-proyek yang bahkan di luar kepentingan ekonomi, seperti pengobatan HIV/AIDS, pasokan air, hingga dialog Islam dan dunia barat.

Selain pertemuan, forum ini menghasilkan beberapa seri laporan penelitian dan melibatkan anggotanya untuk melakukan inisiatif di sektor-sektor tertentu.

Anggota WEF adalah perusahaan-perusahaan terkemuka ditambah bisnis-bisnis kecil di berbagai negara berkembang. Selain itu, banyak orang-orang berpengaruh dan individu yang inovatif dan menginsipirasi. Komunitas, akademisi, pemerintah, agama, media, organisasi non-pemerintah, hingga komunitas seni juga turut diajak berpartisipasi.

Sedangkan mitra adalah perusahaan anggota terpilih yang sangat mendukung, berkontribusi, dan mendapat manfaat dari komitmen Forum Ekonomi Dunia untuk meningkatkan keadaan dunia. Mereka secara aktif terlibat dalam kegiatan organisasi dan menyumbangkan keahlian dan sumber daya mereka.

Sekilas sejarah

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Perjalanan WEF bermula pada 1971, ketika seorang cendekiawan, ilmuwan, sekaligus ekonom asal Jerman bernama Klaus M. Schwab, mendirikan organisasi WEF. Awalnya, organisasi ini bernama European Management Forum dan berganti menjadi World Economic Forum pada 1987, sehingga cakupan organisasi ini pun menjadi lebih global dan diselenggarakan secara tahunan.

Pusat WEF berada di pinggiran Jenewa, di sebuah kota bernama Cologny, Swiss. Forum ini juga memiliki afiliasi di New York, WEF USA, kantor perwakilan di Beijing, dan membuka kantor Jepang di Tokyo pada September 2009.

Saat masih bernama European Management Forum, organisasi ini memang terbatas pada cakupan negara-negara Eropa. Schwab mengundang 450 eksekutif dari perusahaan Eropa Barat ke Simposium Manajemen Eropa pertama yang diadakan di Pusat Kongres Davos di bawah naungan Komisi Eropa dan asosiasi industri Eropa, di mana Schwab berusaha memperkenalkan perusahaan Eropa pada praktik manajemen Amerika.

Pada 1973, pemimpin politik mulai diundang ke forum ini. Selama dekade pertama forum, suasananya tetap menyenangkan, dengan banyak anggota bermain ski dan berpartisipasi dalam acara malam hari. Pada pertemuan 1981, seorang peserta mencatat bahwa forum tersebut menawarkan ‘liburan yang menyenangkan di rekening pengeluaran’.

Para pemimpin politik pun mulai menggunakan pertemuan tahunan ini sebagai ajang promosi kepentingan negara. Sebagai contoh, deklarasi Davos ditandatangani pada tahun 1988 oleh Yunani dan Turki, membantu mereka kembali dari ambang perang.

Kemudian, pada 1992, Presiden Afrika Selatan F.W. de Klerk bertemu dengan Nelson Mandela dan Chief Mangosuthu Buthelezi pada pertemuan tahunan, penampilan bersama pertama mereka di luar Afrika Selatan. Sementara tahun 1994, Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres dan ketua PLO Yasser Arafat mencapai rancangan kesepakatan di Gaza dan Jericho.

Pandemi Covid-19 yang merajalela pada 2020 dan 2021 membuat pertemuan WEF sulit diadakan, namun pada 2022, meski bukan pada bulan Januari, pertemuan diadakan dengan tema muali perubahan iklim, perang Ukraina-Rusia, sampai krisis energi dan inflasi. Pada 2023 ini, pertemuan kembali diadakan pada Januari, tepatnya tanggal 16-20 dengan tema ‘Kerja sama di dunia yang terfragmentasi’.

Fokus

Peta dunia.
Peta dunia. (Pixabay/stokpic)

Related Topics