NEWS

Menkes Bakal Pantau Antibodi Covid-19 Penduduk lewat Survei Rutin

Survei serologi akan dilakukan rutin di setiap provinsi.

Menkes Bakal Pantau Antibodi Covid-19 Penduduk lewat Survei RutinMenteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (dok. Setkab)
18 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Gunadi Sadikin, mengatakan  antibodi Covid-19 seseorang–baik dari vaksin maupun secara alami–tidak serta merta mencegah terjadinya penularan, namun bisa mencegah hospitalisasi, gejala berat dan kematian. 

“Itulah sebabnya, kita melihat kemarin pada bulan Januari, walaupun (vaksinasi) sudah tinggi 86,6 persen, jumlah kasusnya (Covid-19) naik lebih tinggi daripada saat varian Delta. Tetapi, hospitalisasinya hanya seperempat sampai seperlima Delta, kematiannya pun hanya sepersepuluhnya dari Delta,” ujar Budi saat menyampaikan keterangan pers survei serologi nasional, Jumat (18/3).

Ia menambahkan, masyarakat perlu memahami perlunya penguatan protokol kesehatan pribadi, misalnya dengan penggunaan masker untuk mencegah meluasnya penularan. Kemudian, vaksinasi sangat penting dilakukan demi perlindungan dari risiko kematian dan hospitalisasi.

Terakhir adalah survei serologi secara nasional akan dilakukan secara rutin, supaya perkembangan antibodi di tiap provinsi, kota, maupun kabupaten dapat terus terpantau.

“Akan banyak kebijakan-kebijakan yang bisa diambil menghadapi pandemi ini secara seimbang antara politik, sosial, ekonomi, budaya, dengan kesehatan. Tentunya berbasis bukti, berbasis evidence,” kata Menteri Budi. 

Antibodi alami bisa didapat dari infeksi

Ilustrasi antibodi dan patogen.
Ilustrasi antibodi dan patogen. (Pixabay/swiftsciencewriting)

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) melakukan survei serologi. Hasilnya, sebanyak 86,6 persen penduduk Indonesia per November-Desember 2021, sudah punya antibodi, baik dari masyarakat yang sudah vaksin maupun belum divaksin.

Epidemiolog FKM UI, Iwan Ariawan, mengatakan jumlah tersebut cukup besar. Bahkan, dari survei yang dilakukan, terdapat 73,9 persen penduduk yang belum divaksinasi, namun sudah memiliki antibodi.

“Ini adalah mereka yang dapat dari infeksi, baik yang mereka tahu maupun yang tidak tahu bahwa mereka sudah terinfeksi,” ucapnya.

Hasil lain adalah adanya perbedaan kadar antibodi antara mereka yang sudah divaksin pertama dan kedua. Masyarakat yang sudah divaksin pertama antibodinya mencapai 91,3 persen, sedangkan yang sudah dua kali vaksin punya kadar antibodi lebih tinggi, hingga 99,1 persen.

“Vaksinasi bermanfaat untuk meningkatkan proporsi penduduk yang memiliki antibodi terhadap SARS Cov-2,” ucapnya.

Herd Immunity tak lagi relevan

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Pixabay)

Related Topics