NEWS

Pengamat Sebut Transisi Energi Bantu Dorong Geliat Ekonomi

Berupa penciptaan industri baru dan lapangan kerja

Pengamat Sebut Transisi Energi Bantu Dorong Geliat EkonomiIlustrasi sumber energi terbarukan. (Pixabay/Seagul)
05 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –  Transisi energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) dapat mendorong geliat perekonomian masyarakat.  Pengamat energi sekaligus Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, transisi energi bisa memberikan dampak turunan termasuk penciptaan lapangan kerja.

“Transisi energi bisa menciptakan kesempatan membangun industri baru dan rantai pasok baru, serta peluang tenaga kerja hijau dari proyek-proyek energi terbarukan. Paling tidak untuk setiap 1 GW PLTS atap yang terpasang, dapat menyerap 20 ribu tenaga kerja,” ujar Fabby kepada Fortune Indonesia, Selasa (5/4).

Oleh karena itu, Indonesia tidak perlu ragu untuk melangkah dalam transisi energi. Hal ini didukung oleh pemerintah yang semakin gencar mendorong terwujudnya berbagai ekosistem berenergi ramah lingkungan, mulai pemanfaatan PLTS Atap hingga penggunaan kendaraan listrik.

Daya beli masyarakat yang rendah jadi tantangan

Pekerja melakukan perawatan panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) milik Hotel Santika Premiere Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/7/2021).
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj

Namun demikian, Fabby juga mengakui bahwa saat ini daya beli masyarakat yang masih rendah jadi tantangan tersendiri pada penerapan EBT. “Realitanya, sebagian besar masyarakat Indonesia belum mampu membeli teknologi tersebut. Jadi, pemerintah bisa memberikan insentif untuk membuka pasar,” ujarnya.

Sebagai contoh, pemerintah bisa memberi diskon yang ditanggung pemerintah terkait penerapan teknologi PLTS Atap di masyarakat luas, atau pendanaan kredit berbunga rendah dengan tenor yang panjang (7-10 tahun).

“Insentif lain misalnya pembelian carbon credit di depan untuk jangka waktu 10-15 tahun, kemudian carbon credit ini bisa dipakai sebagai down payment,” ucapnya. 

Penggunaan EBT sangat penting bagi Indonesia

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dalam The 8th Berlin Energy Transitions Dialogue (BETD) di Jerman, (31/3).
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dalam The 8th Berlin Energy Transitions Dialogue (BETD) di Jerman, (31/3). (dok. Kementerian ESDM)

Related Topics